JAKARTA - Polisi Turki menahan tujuh orang, termasuk seorang detektif swasta, yang dicurigai menjual informasi kepada dinas intelijen Israel Mossad, kata badan intelijen Turki pada Hari Selasa.
Detektif tersebut, yang merupakan mantan pegawai negeri, diduga mengumpulkan informasi tentang perusahaan-perusahaan Timur Tengah dan individu-individu di Turki, memasang alat pelacak dan terlibat dalam pengawasan, kata badan intelijen MIT.
Sebuah video yang dirilis oleh Kementerian Dalam Negeri menunjukkan polisi menggerebek rumah-rumah di Istanbul, kemudian menyita senjata, tas obat-obatan dan perangkat elektronik.
"Kami tidak akan pernah membiarkan kegiatan spionase dilakukan di dalam perbatasan negara kami. Kami akan menangkap mereka satu per satu dan membawa mereka ke pengadilan," kata Menteri Dalam Negeri Ali Yerlikaya melalui platform media sosial X, melansir Reuters 5 Maret.
MIT mengatakan, detektif Turki itu dilatih oleh Mossad di ibu kota Serbia, Beograd, dan menerima pembayaran dalam mata uang kripto yang tidak muncul dalam catatan resmi.
Terpisah, pihak otoritas Israel tidak segera mengomentari operasi intelijen Turki tersebut.
Sebelumnya, Pengadilan Turki pada Bulan Januari memerintahkan penangkapan 15 orang dan deportasi delapan orang lainnya, lantaran dicurigai memiliki hubungan dengan Mossad dan menargetkan warga Palestina yang tinggal di Turki. Pada Bulan Februari, Turki menahan tujuh orang yang diduga menjual informasi kepada Mossad.
BACA JUGA:
Diketahui, para pemimpin Turki dan Israel saling melontarkan kecaman di depan umum sejak perang Israel dengan kelompok militan Palestina Hamas dimulai Oktober lalu. Turki telah memperingatkan Israel akan "konsekuensi serius" jika mereka mencoba memburu anggota Hamas yang tinggal di luar wilayah Palestina, termasuk di Turki.