Bagikan:

JAKARTA - Uni Eropa menyatakan tidak membutuhkan vaksin COVID-19 lansiran Sputnik V Rusia, untuk memenuhi kekebalan seluruh anggotanya. Uni Eropa menyatakan cukup menggunakan vaksin produksi mereka sendiri.   

Pernyataan ini disampaikan oleh Komisaris Pasar Internal Thierry Breton, yang mengepalai gugus tugas vaksin eksekutif Uni Eropa, pada Minggu 21 Maret.

"Kami sama sekali tidak membutuhkan (vaksin) Sputnik V," kata Thierry Breton kepada Televisi TF1 seperti dilansir Reuters

Komisi Eropa diketahui menuai kritik karena lambatnya program vaksinasi COVID-19 saat kasus infeksi meningkat. Sementara, Inggris yang telah keluar dari Uni Eropa justru memiliki progres program vaksinasi yang semakin baik dari hari ke hari.   

"Hari ini, kami jelas memiliki kapasitas untuk mengirimkan 300 hingga 350 juta dosis pada akhir Juni dan oleh karena itu pada 14 Juli. Kami memiliki kemungkinan mencapai kekebalan di seluruh benua," lanjut Breton.

Breton mengulangi komentar sebelumnya, terkait bantuan Uni Eropa untuk Rusia terkait dengan produksi vaksin jika diperlukan. Tetapi, prioritas harus diberikan kepada Eropa

"Dosisnya ada, sekarang orang harus menerima vaksinasi dan logistiknya sudah kita miliki," tukasnya.

Pernyataan ini menuai reaksi dari produsen vaksin Sputnik V Rusia, dengan mengatakan pernyataan Breton sebagai bias.

"Orang Eropa menginginkan pilihan vaksin yang aman dan efisien, yang sejauh ini gagal Anda berikan," tukas produsen Sputnik V.. 

"Jika ini adalah posisi resmi Uni Eropa, harap beri tahu kami tidak ada alasan untuk mengejar persetujuan EMA, karena bias politik Anda. Kami akan terus menyelamatkan nyawa di negara lain," lanjut pernyataan pihak produsen.

Diketahui, European Medicines Agency (EMA) meluncurkan tinjauan bergulir vaksin COVID-19 Sputnik V awal bulan ini, terkait dengan otorisasi penggunaan vaksin tersebut di wilayah Uni Eropa.