Soal Nuklir Iran: Kecewa Sama Janji Manis Amerika, Khamenei Sebut Nama Barack Obama
Permimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei (Wikimedia Commons/Khamenei.ir)

Bagikan:

JAKARTA - Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan, Iran tidak bisa mempercayai janji Amerika Serikat, terkait upaya untuk kembali ke kesepakatan nuklir bersama tahun 2015 (JCPOA).

Dikatakan olehnya, Iran akan kembali pada kesepakatan tersebut jika Washington sudah sepenuhnya merealisasikan pencabutan sanksi terhadap Iran. 

“Kami mempercayai Amerika pada masa (mantan Presiden Barack) Obama dan memenuhi komitmen kami. Tapi mereka tidak melakukannya. Amerika mengatakan di atas kertas, sanksi akan dicabut. Tetapi dalam praktiknya mereka tidak mencabut sanksi," kata Khamenei dalam pidatonya di TV pemerintah, melansir Reuters.

"Janji mereka tidak memiliki kredibilitas bagi kita. Di atas kertas mereka mengatakan sanksi dicabut, tetapi mereka memberi tahu perusahaan mana pun yang ingin menandatangani kontrak dengan kami, ini berbahaya dan berisiko. Mereka membuat takut investor," tegas Khamenei.

Pernyataan keras Khamenei keluar saat Pemerintahan Presiden Joe Biden sedang menjajaki cara, untuk memulihkan kesepakatan nuklir 2015 yang ditanda tangani Iran bersama dengan Amerika Serikat, Uni Eropa, Inggris, Prancis, Jerman, Rusia dan China.

Dalam kesepakatan ini, Iran kembali dikecewakan sikap Amerika Serikat, seiring keputusan Presiden Donald Trump untuk menarik Amerika Serikat keluar dari kesepakatan dan kembali menjatuhkan sanksi buat Iran di tahun 2018. Keputusan yang direspon Iran dengan memulai kembali program pengayaan uranium miliknya.

"Amerika harus mencabut semua sanksi. Kami akan verifikasi dan jika sanksi benar-benar dibatalkan, kami akan kembali ke kewajiban kami tanpa masalah. Kami memiliki banyak kesabaran dan kami tidak terburu-buru," ungkap Khamenei.

Ali Khamenei yang memiliki keputusan akhir dalam masalah kenegaraan mengatakan, Pemerintah Iran harus bertindak pada skenario terburuk, sanksi tidak akan segera dicabut.

"Anda harus berasumsi sanksi akan tetap berlaku dan merencanakan ekonomi negara berdasarkan sanksi," tukas Khamenei.

Diketahui, Amerika Serikat dan kekuatan Barat lainnya yang menandatangani kesepakatan 2015 tampaknya berselisih dengan Teheran mengenai pihak mana yang harus kembali ke kesepakatan terlebih dahulu. Sehingga, tidak mungkin sanksi AS yang telah melumpuhkan ekonomi Iran dapat dengan cepat dihapus.