Wawancaranya Bocor, Ayatollah Ali Khamenei Kritik Keras Menteri Luar Negeri Iran
Ali Khamenei (Wikimedia Commons/Khamenei.ir) dan Menlu Iran Mohammaed Javad Zarif (Wikimedia Commons/Balk MSC)

Bagikan:

JAKARTA - Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengkritik pernyataan Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif, yang dalam sebuah wawancara menyabut elite Pengawal Revolusi Iran lebih berpengaruh dibanding dirinya, dalam hal urusan luar negeri dan nuklir.

Kritik ini terkait dengan wawancara Zarif dengan saluran berita satelit Iran berbahasa Persia yang berbasis di London yang bocor pekan lalu, di mana Zarif menyebut tidak memliki pengaruh atas kebijakan luar negeri Iran. 

Beberapa tahun belakangan, Zarif menjadi wajah diplomasi Iran terkait dengan sejumlah permasalahan, termasuk pembicaraan terkait Kesepakatan Nuklir 2015.

Sementara, hubungan antara Pemerintahan Presiden Hassan Rouhani yang pragmatis dengan Pengawal Revolusi Iran menjadi riskan, karena pengaruh garis keras dapat memengaruhi hubungan dengan Barat.

Dalam pidatonya yang disiarkan televisi, Ayatollah Ali Khamenei tidak menyebut nama Zarif tetap menyebut komentarnya, "Ini adalah kesalahan besar yang tidak boleh dibuat oleh seorang pejabat Republik Islam."

"Tidak ada tempat di dunia ini kementerian luar negeri yang menentukan kebijakan luar negeri. Ada pejabat tinggi yang membuat keputusan dan kebijakan. Tentu saja, kementerian luar negeri juga terlibat," ujar Khamanei menirukan komentar Zarif, seperti melansir Reuters, Senin 3 Mei. 

Dalam sebuah unggahan di Instagram setelah pidato Khamenei, Zarif meminta maaf atas komentar yang telah 'mengganggu' otoritas tertinggi negara, yang memiliki suara terakhir untuk semua masalah negara.

Untuk diketahui, Iran telah memberlakukan larangan perjalanan pada 15 orang karena diduga terlibat dalam rekaman audio yang bocor, yang menurut pihak berwenang dibuat untuk catatan negara dan bukan untuk publikasi.

Menggunakan bahasa yang jarang terdengar dalam politik di Iran, Zarif dalam wawancara mengeluh tentang sejauh mana pengaruh almarhum petinggi Pengawal Revolusi Iran Qassem Soleimani, pemimpin Pasukan Quds, atas kebijakan luar negeri, sambil mengisyratkan Soleimani mencoba merusak Kesepakatan Nuklir 2015 dengan berkolusi bersama Rusia. 

Menjadi tokoh penting dalam membangun jaringan tentara proxy Iran di Timur Tengah, Soleimani tewas dalam serangan pesawat tak berawak milik Amerika Serikat di Irak tahun lalu. 

"Pasukan Quds telah mampu menjalankan kebijakan independen Republik Islam di wilayah tersebut, yang didasarkan pada kehormatan," tegas Khamenei.

Untuk diketahui, meskipun Zarif telah berulang kali mengatakan dia tidak berniat mencalonkan diri dalam pemilihan presiden bulan depan, namanya telah diusulkan oleh kalangan moderat sebagai calon yang mungkin untuk pemilihan tersebut. Beberapa komandan Pengawal terkemuka juga mencalonkan diri untuk jabatan eksekutif puncak.

Beberapa kritikus mengatakan, komentar Zarif dalam rekaman itu ditujukan untuk menarik suara dari rakyat Iran yang kecewa dengan ekonomi yang macet dan kurangnya kebebasan politik dan sosial.