Bagikan:

JAKARTA - Pengembang vaksin COVID-19 lansiran Rusia, Sputnik V, mengkritisi sekaligus mempertanyakan netralitas regulator medis Uni Eropa, European Medicines Agency (EMA).

Kritik yang diikuti dengan permintaan pernyataan maaf ini, terkait dengan 'saran' untuk tidak mengeluarkan otorisasi penggunaan darurat vaksin Sputnik V ini, dikeluarkan Selasa 9 Maret waktu setempat.

"Kami menuntut permintaan maaf publik dari EMA Christa Wirthumer-Hoche atas komentar negatifnya di negara-negara Uni Eropa yang secara langsung menyetujui Sputnik V," tulis pengembang vaksin di akun Twitter resmi vaksin Sputnik V.

"Komentarnya menimbulkan pertanyaan serius tentang kemungkinan campur tangan politik dalam tinjauan EMA yang sedang berlangsung," lanjut pernyataan tersebut.

Pengembang menambahkan, vaksin tersebut telah disetujui oleh 46 negara.

"Setelah menunda peninjauan Sputnik V selama berbulan-bulan, EMA tidak memiliki hak untuk merusak kredibilitas 46 regulator lain yang meninjau semua data yang diperlukan," kata pengembang Sputnik V.

Sosok Christa Wirthumer-Hoche yang dimaksud adalah kepala dewan manajemen EMA. Dalam acara bincang-bincang di Austria ORF pada 7 Maret, Ia menyarankan negara-negara Uni Eropa agar tidak memberikan Sputnik V otorisasi darurat nasional, sementara EMA masih meninjau keamanan dan efektivitas vaksin Rusia.

Untuk diketahui, Sputnik V telah disetujui atau sedang dinilai untuk persetujuan di tiga negara anggota Uni Eropa, yakni Hongaria, Slovakia dan Republik Ceko. Pejabat Uni Eropa mengatakan, pihaknya dapat memulai negosiasi dengan pembuat vaksin jika setidaknya empat negara anggota memintanya.

Kirill Dmitriev, kepala dana kekayaan kedaulatan RDIF Rusia, yang memasarkan Sputnik V di luar negeri, mengatakan kepada televisi Italia pada Minggu, pihaknya bekerja sama dengan perusahaan farmasi Adienne untuk memproduksi vaksin di Italia.

Kamar Dagang Italia-Rusia kemudian mengatakan, ada rencana untuk produksi yang akan dimulai di Italia pada Bulan Juni. Kesepakatan itu membuka jalan untuk menciptakan fasilitas produksi Sputnik V pertama di Eropa.

EMA awal bulan ini mengatakan akan meninjau data dari uji coba vaksin COVID-19 yang sedang berlangsung sampai ada cukup bukti untuk aplikasi otorisasi pemasaran formal.