Bagikan:

JAKARTA - Menteri Pertahanan Korea Selatan Shin Won-sik pada hari Rabu menyerukan kesiapan yang kuat terhadap provokasi Korea Utara, kata kantornya, di tengah kekhawatiran ranjau darat yang dipasang oleh Korea Utara yang mungkin mengalir ke Korea Selatan akibat hujan lebat.

Itu disampaikan Menhan Shin dalam pertemuan para komandan militer tinggi yang diadakan untuk membahas kemampuan Korea Selatan dalam melawan potensi provokasi Korea Utara, menurut Kementerian Pertahanan, melansir The Korea Times 17 Juli.

Pertemuan tersebut terjadi sehari setelah saudara perempuan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un memperingatkan, Korea Selatan akan menghadapi konsekuensi yang "mengerikan dan menyakitkan" jika membiarkan pembelot Korea Utara terus mengirim selebaran anti-Pyongyang ke Korea Utara.

Kim Yo-jong mengisyaratkan pada Hari Selasa, negaranya dapat memilih taktik baru untuk melawan kampanye selebaran tersebut, alih-alih menggunakan kampanyenya dengan mengirim balon pembawa sampah melintasi perbatasan.

Selain kemungkinan Korea Utara mengadopsi metode provokasi baru, seperti mengoperasikan pesawat nirawak dan menembak jatuh balon pembawa selebaran yang diterbangkan oleh aktivis Korea Selatan, kementerian tersebut mengemukakan risiko ranjau yang ditanam oleh Korea Utara dapat terbawa ke Korea Selatan di tengah hujan lebat yang sedang berlangsung.

"Korea Utara cenderung menempatkannya secara acak tanpa tindakan pengamanan yang relevan," kata seorang pejabat di Kepala Staf Gabungan (JCS).

"Baik itu terjadi secara sengaja atau alami karena hujan lebat, ada kemungkinan lebih tinggi ranjau darat mengalir ke bawah," tambahnya.

Foto-foto yang dirilis oleh Kementerian Pertahanan menunjukkan berbagai bentuk ranjau darat yang digunakan Korea Utara, termasuk yang menyerupai daun dan yang ditempatkan di kotak kayu.

Kementerian Pertahanan mengimbau masyarakat untuk menahan diri dari menyentuh ranjau yang diduga atau benda mencurigakan lainnya.

Diketahui, Korea Utara telah mengerahkan sejumlah besar pasukan di daerah garis depan untuk berbagai kegiatan sejak April, seperti menanam ranjau, mendirikan tembok, dan memperkuat jalan untuk operasi militer.

Seorang pejabat JCS mengatakan, Korea Utara diperkirakan telah menanam puluhan ribu ranjau di daerah tersebut dalam beberapa bulan terakhir. Mayoritas ditujukan untuk menghalangi warga Korea Utara menyeberangi perbatasan guna memasuki wilayah Korea Selatan.

Karena saluran komunikasi antar-Korea telah ditutup, militer telah meminta Komando Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk memberi tahu Korea Utara tentang risiko ranjau darat yang masuk ke wilayah Selatan, kata pejabat tersebut.