JAKARTA - Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev mengatakan masuknya Ukraina ke Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) akan menjadi deklarasi perang terhadap Moskow, hanya "kehati-hatian" atas nama aliansi yang dapat mencegah planet ini hancur berkeping-keping.
Para pemimpin NATO berjanji untuk mendukung Ukraina pada "jalur yang tidak dapat diubah menuju integrasi penuh Euro-Atlantik, termasuk keanggotaan NATO," dalam pertemuan puncak pekan lalu, tetapi tetap terbuka kapan keanggotaan itu dapat terjadi.
Terkait itu, Medvedev yang juga wakil ketua Dewan Keamanan Rusia mengatakan kepada outlet berita Argumenty I Fakty, keanggotaan Ukraina akan lebih dari sekadar ancaman langsung terhadap keamanan Moskow.
"Ini, pada dasarnya, akan menjadi deklarasi perang, meskipun dengan penundaan," katanya dalam pernyataan yang dipublikasikan pada Hari Rabu, melansir Reuters 17 Juli.
"Tindakan yang telah dilakukan lawan Rusia terhadap kita selama bertahun-tahun, memperluas aliansi membawa NATO ke titik yang tidak bisa kembali," lanjutnya.
Lebih lanjut Medvedev mengatakan, Rusia tidak mengancam NATO, tetapi akan menanggapi upaya aliansi tersebut untuk memajukan kepentingannya.
"Semakin banyak upaya seperti itu, semakin keras jawaban kita nantinya," kata Medvedev.
"Apakah ini akan menghancurkan seluruh planet menjadi berkeping-keping, tergantung sepenuhnya pada kehati-hatian pihak (NATO)," tandasnya.
BACA JUGA:
Medvedev juga menegaskan kembali pernyataan Moskow, penunjukan Mark Rutte sebagai kepala NATO tidak akan mengubah sikap aliansi tersebut.
"Bagi Rusia, tidak ada yang akan berubah, karena keputusan-keputusan penting tidak dibuat oleh negara-negara anggota NATO, tetapi oleh satu negara, Amerika Serikat," kata Medvedev.
Diketahui, Medvedev, yang selama masa jabatan presidennya tahun 2008-2012 dianggap sebagai seorang modernis pro-Barat, telah mengubah dirinya menjadi seorang yang sangat agresif, memperingatkan AS dan sekutunya bahwa persenjataan mereka terhadap Kyiv dapat menyebabkan "kiamat nuklir".