Ukraina Tidak Bisa Bergabung dengan NATO, Presiden Zelensky Sebut Cari Format Interaksi Baru dan Jaminan Perlindungan
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. (Wikimedia Commons/Ing.Mgr.Jozef Kotulič)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyebut negaranya akan mencari format interaksi baru, termasuk untuk mencari jaminan perlindunga, seiring dengan pengakuannya Ukraina tidak bisa bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

Penantian panjang Ukraina untuk bergabung dengan aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), serta tiga minggu diperangi Rusia 'berakhir pahit' dengan Presiden Volodymyr Zelensky mengakui negaranya tidak dapat bergabung dengan pakta tersebut.

"Jelas bahwa Ukraina bukan anggota NATO. Kami memahami itu. Kami telah mendengar selama bertahun-tahun tentang pintu yang diduga terbuka, tetapi kami telah mendengar bahwa tidak dapat memasukinya," dikutip dari Ukrinform 16 Maret.

"Itu benar. Itu harus diakui. Saya senang orang-orang kami mulai memahami dan mengandalkan diri mereka sendiri dan pada mitra yang membantu kami. Ukraina saat ini tidak mengklaim pemicu Pasal 5 Perjanjian NATO. Kami memahami bahwa kami tidak berada di Aliansi," paparnya.

Lebih jauh Presiden Zelensky menekankan, Ukraina melakukan segalanya untuk mendapatkan pesawat, sistem pertahanan udara.

"Kami menekankan perlunya format interaksi baru, tekad baru. Jika kami tidak dapat memasuki pintu terbuka, kami harus bekerja dengan komunitas yang akan membantu kami, melindungi kami. Dan kami ingin memiliki jaminan yang dapat diandalkan yang akan berhasil bagi kami, yang berarti mereka juga akan bekerja untuk Anda," terang Presiden Zelensky.

Presiden Zelensky menyatakan, invasi Rusia ke Ukraina benar-benar menghancurkan segala sesuatu yang menjadi dasar keamanan di wilayah Ukraina dan keamanan internasional pada umumnya.

Selain itu, Presiden Zelensky mencatat bahwa aliansi keamanan paling kuat, NATO, telah mempertanyakan kredibilitasnya. Dikatakannya, beberapa anggota Aliansi hanya 'terhipnotis' oleh agresi Rusia, khawatir tentang kemungkinan awal Perang Dunia Ketiga jika mereka menerapkan zona larangan terbang di atas Ukraina.

"Kami mengatakan bahwa langit kami perlu dilindungi dengan cara yang sama seperti langit Aliansi, tetapi kami memahami bahwa selalu ada 'tetapi'. Apa tanggapan NATO terhadap Sekutu di Eropa Timur jika mereka sudah mencari perlindungan? Jika, Tuhan melarang, rudal Rusia dan pesawat Rusia tiba di wilayah mereka? Rusia telah menyerang wilayah Lviv kami. Serangan rudal 20 kilometer dari perbatasan NATO. Drone Rusia telah jatuh di wilayah Aliansi," tambah Zelensky.

Dia juga mengatakan, pihak berwenang Ukraina telah menawarkan mitra internasional cara untuk melindungi wilayah udara Ukraina dan orang-orang mereka sendiri.

Diberitakan sebelumnya, bergabungnya Ukraina dengan NATO serta penyebaran rudal pakta tersebut di Eropa Timur, menjadi kekhawatiran Moskow yang memicu perdebatan dengan Kyiv. Ukraina bukan anggota NATO tetapi memiliki janji sejak tahun 2008, akan diberikan kesempatan untuk bergabung, sebuah langkah yang akan membawa aliansi pimpinan AS ke perbatasan Rusia.