JAKARTA - Ukraina belum siap untuk berundingan dengan Rusia, menyoroti kemungkinan kembalinya pasukan Moskow di masa depan, setelah perang saat ini diselesaikan melalui perundingan, kata seorang pejabat senior Kyiv.
Kepala Staf Presiden Ukraina Andriy Yermak mengatakan kepada penyiar publik Suspilne yang disiarkan Kamis malam, ketidaksiapan itu lantaran mereka belum memiliki senjata, jaminan keamanan dan status internasional yang diinginkannya.
"Belum hari ini," kata Yermak kepada Suspilne, ketika ditanya apakah Ukraina siap untuk memulai perundingan, melansir Reuters 13 Desember.
"Kami tidak memiliki senjata, kami tidak memiliki status yang kami bicarakan. Dan itu berarti undangan ke NATO dan pemahaman tentang jaminan yang jelas yang akan diberikan kepada kami, sehingga kami dapat yakin bahwa (Presiden Rusia Vladimir) Putin tidak akan kembali dalam dua-tiga tahun," urai Yermak.
Komentar Yermak muncul saat Presiden Volodymyr Zelensky secara terbuka mempertimbangkan kemungkinan penyelesaian perang yang dinegosiasikan dengan Rusia yang pecah pada Februari 2022.
Pekan ini, Presiden Zelensky mengatakan Ukraina menginginkan diakhirinya perang, diperlukan upaya untuk membuat negaranya lebih kuat dan mewajibkan Kremlin untuk mengupayakan perdamaian.
Dalam pernyataan publik baru-baru ini, presiden juga mengatakan pembicaraan dapat dilakukan dengan Rusia yang masih mempertahankan wilayah yang direbutnya dalam invasi.
Diketahui, Rusia mencaplok Lugansk, Donetsk, Kherson dan Zaporizhzhia setelah menggelar referendum yang dikritik. Pengumuman pencaplokan itu dilakukan langsung oleh Presiden Vladimir Putin.
BACA JUGA:
Namun, lanjut Presiden Zelensky, Ukraina memerlukan undangan yang dikeluarkan untuk seluruh negara untuk bergabung dengan NATO, meskipun status Aliansi akan berlaku untuk wilayah yang dikuasai oleh otoritas Kyiv dan jaminan keamanan yang nyata harus diberlakukan.
Saat berada di Paris minggu lalu, Presiden Zelensky bertemu dengan Presiden terpilih AS Donald Trump, yang mengatakan, tanpa memberikan perincian, ia ingin perang segera berakhir.
Rusia sendiri diketahui sejak lama menolak gagasan Ukraina menjadi anggota NATO, dengan Presiden Putin mengatakan Kyiv harus menerima aneksasi Kremlin atas empat wilayah Ukraina yang hanya sebagian dikuasainya.