Bagikan:

JAKARTA - Presiden Putin mengatakan, Rusia siap untuk merundingkan penyelesaian konflik Ukraina kapan saja, bahkan jika digelar besok, namun ia ingin semua pihak yang terlibat harus mempelajari proposal perdamaiannya.

"Proposal dari pihak kami sudah ada di atas meja. Ini tidak tergantung pada kami ketika semua aktor yang tertarik pada negosiasi akan mengambil apa yang ada di atas meja dan mulai bernegosiasi. Mereka dapat melakukannya besok, tetapi terserah mereka kapan mereka mau melakukannya," kata Presiden Putin, melansir TASS 21 Juni.

Presiden Putin kembali menegaskan, baik dirinya maupun Rusia tidak pernah menolak gagasan untuk berunding masalah Ukraina.

"Seperti yang saya katakan, bukan kami yang menolak untuk berunding. Pihak Ukraina telah melarang dirinya sendiri untuk berunding. Bukan kami," kata Presiden Putin.

"Kami mendukungnya dan tidak pernah menyerah, tetapi bukan atas dasar beberapa bentuk yang fana, melainkan pada kesepakatan yang dicapai setelah hampir satu setengah bulan negosiasi yang sulit di Istanbul dan Minsk. Ini adalah dasar di mana kami siap untuk melanjutkan dialog kami dengan pihak Ukraina," urainya.

Mengenai lokasi perundingan, Presiden Putin menambahkan, Rusia tidak mempermasalahkan lokasi yang akan dipilih untuk menggelar perundingan.

"Tidak masalah di mana perundingan itu berlangsung: di Minsk, Istanbul, atau Swiss," kata Presiden Putin.

Jumat pekan lalu, Presiden Putin mengatakan Rusia siap menghentikan pertempuran dan melakukan perundingan damai, asal Ukraina menghentikan ambisi NATO-nya dan menarik pasukannya dari empat wilayah Ukraina yang diklaim oleh Moskow.

Menjelang konferensi perdamaian di Swiss yang tidak diikuti Rusia, Presiden Putin mengemukakan serangkaian persyaratan yang sepenuhnya bertentangan dengan persyaratan yang diminta oleh Ukraina.

"Persyaratannya sangat sederhana," kata Presiden Putin, yang menyebutkannya sebagai penarikan penuh pasukan Ukraina dari seluruh wilayah Donetsk, Luhansk, Kherson dan Zaporizhzhia di Ukraina timur dan selatan yang diduduki Rusia seiring invasi tahun 2022.

"Begitu mereka menyatakan di Kyiv siap untuk keputusan tersebut dan memulai penarikan pasukan yang sebenarnya dari wilayah-wilayah ini, dan juga secara resmi mengumumkan pembatalan rencana mereka untuk bergabung dengan NATO - di pihak kami, segera, secara harfiah pada menit yang sama, perintah akan menyusul untuk menghentikan tembakan dan memulai negosiasi," katanya.

"Saya ulangi, kami akan segera melakukannya. Tentu saja, kami akan secara bersamaan menjamin penarikan pasukan dan formasi Ukraina tanpa hambatan dan aman," tandasnya.

Saat KTT Ukraina digelar akhir pekan lalu di Swiss, persyaratan gencatan senjata Presiden Putin mendapat penolakan tegas dari PM Italia Giorgia Meloni dan Kanselir Jerman Olaf Scholz.