Bagikan:

JAKARTA - Korea Selatan memerintahkan warga yang tinggal di dekat sungai di wilayah tengah untuk mengungsi dari rumah ketika hujan lebat menyebabkan curah hujan lebih dari 300 mm. Peringatan dikeluarkan di sebagian besar wilayah tersebut termasuk ibu kotanya.

Hujan menyebabkan pembatalan lebih dari 24 penerbangan di bandara internasional Incheon dan juga mengganggu layanan kereta api di Seoul, kata otoritas darurat.

Pemerintah sedang mengawasi kenaikan debit air tiba-tiba di sungai dari Korea Utara, dan mendesak kewaspadaan terhadap ranjau darat yang ditanam di perbatasan oleh tetangganya yang dapat tersapu ke hilir.

Militer Korea Selatan mengatakan mereka tidak dapat mengesampingkan kemungkinan Korea Utara akan menanam lebih banyak ranjau dalam beberapa pekan terakhir, karena mereka sadar sepenuhnya akan kemungkinan hujan lebat.

“Kami memantau ketinggian air di sungai-sungai utama yang dimiliki Korea Selatan dan Korea Utara secara real-time,” kata juru bicara militer, Lee Chang-hyun, dilansir Reuters, Kamis, 18 Juli.

Korea Utara telah mengabaikan permintaan tetangganya untuk diberi pemberitahuan ketika negara tersebut membuka pintu air di sebuah waduk besar setelah banjir bandang yang menewaskan enam orang di Korea Selatan pada tahun 2009, yang disebabkan meluapnya sungai yang melintasi perbatasan.

Meskipun bulan Juli disertai hujan muson tahunan, bulan-bulan musim panas dalam beberapa tahun terakhir telah mengalami cuaca ekstrem yang menurut Presiden Yoon Suk Yeol harus diantisipasi sebagai akibat dari perubahan iklim.