Bagikan:

JAKARTA - Pasukan Israel mundur dari beberapa distrik Kota Gaza setelah serangan militer sengit selama seminggu, menyebabkan puluhan orang tewas dan hancurnya rumah serta jalan di wilayah perkotaan terbesar.

Serangan tersebut terjadi ketika mediator yang didukung AS berusaha menyelesaikan perjanjian perdamaian yang akan membebaskan sisa sandera yang disandera oleh militan dalam serangan lintas batas mereka pada 7 Oktober.

Layanan Darurat Sipil Gaza mengatakan tim telah mengevakuasi sekitar 60 jenazah warga Palestina yang dibunuh oleh pasukan Israel selama sepekan terakhir dari daerah Tel Al-Hawa dan pinggiran lingkungan Sabra di Kota Gaza.

Baik warga maupun tim penyelamat memperingatkan ketika tank-tank mundur dari beberapa daerah, penembak jitu dan tank Israel terus menguasai dataran tinggi di beberapa lokasi, dan memperingatkan warga agar tidak mencoba kembali ke rumah mereka di daerah tersebut.

“Ada jenazah tergeletak di jalan-jalan, ada jenazah seluruh keluarga, ada juga jenazah di dalam rumah seluruh keluarga yang terbakar habis,” kata juru bicara Pertahanan Sipil Jalur Gaza Mahmoud Basal dilansir Reuters, Jumat, 12 Juli.

Militer Israel mengatakan pada Kamis, pasukannya berupaya untuk melemahkan kemampuan Hamas di Kota Gaza. Mereka  menegaskan mengikuti hukum internasional dan mengambil tindakan pencegahan yang layak untuk mengurangi kerugian sipil.

Sementara kelompok Hamas dan militan Palestina mengatakan mereka telah melakukan pertempuran sengit melawan pasukan Israel, menyerang dengan roket anti-tank dan tembakan mortir, menewaskan dan melukai banyak orang. Belum ada pernyataan dari tentara Israel mengenai klaim tersebut.