Bagikan:

JAKARTA - Seorang turis Amerika berusia 55 tahun meninggal setelah jatuh sakit saat bertamasya di sisi selatan Gunung Etna, di Sisilia.

Layanan penyelamatan pegunungan Alpen Italia mengatakan penyebab penyakitnya masih belum diketahui. Namun pihaknya sudah memperingatkan risiko suhu tinggi ditambah dengan kelembapan yang mungkin berbahaya bagi wisatawan yang biasanya tidak memiliki persiapan khusus untuk perjalanan tersebut.

Setelah mendapat peringatan pada Kamis, 10 Juli sore, tim penyelamat pegunungan Alpen dan ambulans udara berhasil mencapai pria tersebut di daerah terpencil.

Upaya untuk menyelamatkan turis Amerika ini tidak berhasil dan dinyatakan meninggal di tempat kejadian sebelum tubuhnya dievakuasi.

“Wisatawan yang berpartisipasi dalam tamasya ini tidak boleh meremehkan risiko terkait suhu tinggi, kelembapan tinggi, dan lonjakan ketinggian secara tiba-tiba,” kata Alfio Ferrara, juru bicara layanan penyelamatan pegunungan dilansir ABC News, Jumat, 12 Juli.

“Seringkali mereka setuju untuk mengambil bagian dalam tamasya yang mencapai ketinggian 2.000-2.300 meter (6.500 hingga 9.800 kaki), setelah menghabiskan hari di pantai,” imbuhnya.

Pada Kamis, suhu di Gunung Etna diperkirakan antara 25 dan 28 derajat Celcius.

Pihak berwenang Italia telah mengumumkan peringatan cuaca merah di tujuh kota pada Kamis, sebagian besar di wilayah tengah negara tersebut.

Kondisi panas ini diperburuk oleh kelembapan dan dapat berdampak pada orang-orang sehat serta mereka yang memiliki kondisi kesehatan.

Etna, gunung berapi aktif tertinggi di Eropa, mengalami peningkatan aktivitas yang signifikan selama seminggu terakhir.