Bagikan:

JAKARTA - Amerika Serikat (AS) berkomitmen memberikan dukungan kepada Korea Selatan (Korsel) untuk melawan ancaman Korea Utara.

Hal ini disampaikan Presiden AS Joe Biden kepada Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol dalam pertemuan di sela-sela pertemuan KTT NATO.

Kedua pemimpin juga mengesahkan pedoman mengenai pembentukan sistem pencegahan yang diperluas dan terintegrasi di semenanjung Korea untuk melawan ancaman nuklir dan militer dari Korea Utara, kata kantor Yoon.

Pedoman tersebut meresmikan penempatan aset nuklir AS di dan sekitar semenanjung Korea untuk mencegah dan menanggapi potensi serangan nuklir oleh Korea Utara, kata wakil penasihat keamanan nasional Yoon, Kim Tae-hyo, dalam pengarahan di Washington.

“Ini berarti senjata nuklir AS secara khusus ditugaskan untuk misi di Semenanjung Korea,” kata Kim dilansir Reuters, Jumat, 12 Juli.

Sebelumnya Biden dan Yoon mengeluarkan pernyataan bersama yang mengumumkan penandatanganan Pedoman Pencegahan Nuklir dan Operasi Nuklir di Semenanjung Korea.

“Kedua Presiden menegaskan kembali komitmen mereka dalam Deklarasi Washington AS-Korea Selatan dan menekankan setiap serangan nuklir yang dilakukan DPRK terhadap Korea Selatan akan ditanggapi dengan respons yang cepat, luar biasa, dan tegas,” katanya.

DPRK adalah kependekan dari nama resmi Korea Utara, Republik Rakyat Demokratik Korea. ROK mengacu pada nama resmi Korea Selatan, Republik Korea.

Cheong Seong-Chang, pakar strategi keamanan di Sejong Institute dan pendukung kuat persenjataan nuklir Korea Selatan, mengatakan pedoman nuklir baru ini merupakan kemajuan signifikan yang secara mendasar mengubah cara sekutu menanggapi ancaman nuklir dari Korea Utara.

“Masalahnya adalah, satu-satunya hal yang bisa membuat Korea Selatan percaya sepenuhnya adalah janji AS untuk segera melakukan pembalasan nuklir jika Korea Utara menggunakan nuklirnya, tapi itu tidak mungkin dilakukan,” kata Cheong.

“Itu adalah keterbatasan yang melekat pada pencegahan nuklir,” katanya, seraya menambahkan apakah pedoman nuklir akan bertahan jika terjadi perubahan dalam pemerintahan AS juga masih dipertanyakan.

Kantor Yoon mengatakan pedoman itu sendiri bersifat rahasia.

Korea Utara telah secara terbuka memajukan kebijakan senjata nuklirnya dengan mengkodifikasikan penggunaannya jika terjadi ancaman terhadap wilayahnya dan memasukkan kemajuan kemampuan senjata nuklir dalam konstitusi tahun lalu.

Awal tahun ini, negara ini menyebut Korea Selatan sebagai “musuh utama” dan bersumpah untuk memusnahkan negara tetangganya karena berkolusi dengan Amerika Serikat untuk berperang melawan Korea Selatan, yang merupakan kebalikan dramatis dari tawaran perdamaian yang mereka buat pada tahun 2018.

Baik Seoul maupun Washington menyangkal adanya niat agresif terhadap Pyongyang namun menyatakan bahwa mereka sepenuhnya siap untuk melawan segala agresi Korea Utara dan telah meningkatkan latihan militer gabungan dalam beberapa bulan terakhir.

Yoon menegaskan kembali dukungan Korea Selatan terhadap Ukraina, dan berjanji untuk menggandakan kontribusinya terhadap dana perwalian NATO dari 12 juta dollar AS yang diberikan pada tahun 2024, kata kantornya. Dana tersebut memungkinkan bantuan militer jangka pendek yang tidak mematikan dan dukungan pembangunan kemampuan jangka panjang, kata NATO.

Pernyataan tersebut tidak menyebutkan adanya dukungan militer langsung terhadap Ukraina. Kantor Yoon mengatakan pihaknya sedang mempertimbangkan pasokan senjata untuk Kyiv, membalikkan kebijakan sebelumnya yang membatasi bantuannya hanya untuk tujuan kemanusiaan.