Bagikan:

JAKARTA - Kepala badan pengungsi Palestina Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNRWA) pada Hari Senin meminta para mitra untuk melawan upaya Israel, guna membubarkan organisasi tersebut saat memberikan bantuan kemanusiaan ke Gaza dan seluruh wilayah.

"Israel telah lama mengkritik mandat badan tersebut. Namun, sekarang Israel berupaya untuk mengakhiri operasi UNRWA, mengabaikan status badan tersebut sebagai entitas Perserikatan Bangsa-Bangsa yang didukung oleh mayoritas negara anggota," kata kepala UNRWA Philippe Lazzarini dalam sebuah pertemuan komisi penasihat badan tersebut di Jenewa, dilansir dari Reuters 25 Juni.

"Jika kita tidak melawan, entitas PBB dan organisasi internasional lainnya akan menjadi sasaran berikutnya, yang selanjutnya merusak sistem multilateral kita," lanjutnya.

Lebih lanjut Lazzarini mengatakan, badan tersebut menjadi sasaran "upaya terpadu" untuk membubarkannya, termasuk melalui inisiatif legislatif yang mengancam akan mengusir badan tersebut dari kompleksnya dan melabeli UNRWA sebagai organisasi teroris.

Lazzarini juga mengatakan badan tersebut, yang telah memberikan bantuan penting bagi warga Gaza selama delapan bulan serangan Israel, "terhuyung-huyung di bawah beban serangan tanpa henti".

"Di Gaza, badan ini telah membayar harga yang sangat mahal, 193 personel UNRWA telah tewas," katanya.

"Lebih dari 180 instalasi telah rusak atau hancur, menewaskan sedikitnya 500 orang yang mencari perlindungan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Tempat kami telah digunakan untuk keperluan militer oleh Israel, Hamas, dan kelompok bersenjata Palestina lainnya," terangnya.

Terpisah, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu diketahui menyerukan agar UNRWA dibubarkan, menuduhnya melakukan hasutan anti-Israel selama bertahun-tahun. Bulan lalu, parlemen Israel, Knesset, meloloskan pembacaan awal RUU yang bertujuan untuk menetapkan UNRWA sebagai organisasi teroris.

Misi diplomatik Israel di Jenewa menolak pernyataan Lazzarini pada Hari Senin.

"Membiarkan entitas PBB dan organisasi internasional lainnya digunakan atau dikendalikan oleh organisasi teroris seperti yang dilakukan oleh Hamas yang menanamkan dirinya di UNRWA akan semakin merusak sistem multilateral kita," katanya dalam sebuah pernyataan.

"Ini adalah ancaman nyata bagi tatanan internasional kita yang berbasis aturan."

Beberapa negara menghentikan pendanaan mereka untuk UNRWA. menyusul tuduhan Israel bahwa beberapa staf lembaga tersebut terlibat dalam serangan Hamas pada 7 Oktober terhadap Israel yang memicu perang Gaza. Sebagian besar donor telah melanjutkan pendanaan mereka.

Kendati demikian, Lazzarini mengatakan UNRWA masih kekurangan sumber daya yang diperlukan untuk memenuhi mandatnya.

"Kemampuan lembaga tersebut untuk beroperasi setelah Agustus akan bergantung pada pencairan dana yang direncanakan oleh negara-negara anggota dan penyediaan kontribusi baru untuk anggaran inti," jelasnya.

Diketahui, didirikan pada tahun 1949 setelah perang Arab-Israel pertama, UNRWA menyediakan layanan termasuk sekolah, perawatan kesehatan primer, dan bantuan kemanusiaan di Gaza, Tepi Barat, Yordania, Suriah dan Lebanon.