Bagikan:

JAKARTA - Kepala badan pengungsi Palestina PBB (UNRWA) ditolak masuk ke Jalur Gaza pada Hari Senin, kata badan itu, tindakan yang belum pernah terjadi sebelumnya, saat wilayah tersebut membutuhkan bantuan kemanusiaan.

Philippe Lazzarini mengatakan ia hendak menuju ke Kota Rafah di Gaza, namun mendapatkan pemberitahuan dirinya ditolak masuk ke kota tersebut.

Berbicara dengannya pada konferensi pers di Kairo, Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Shoukry mengatakan: "Anda ditolak oleh pemerintah Israel, menolak masuk yang merupakan langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya bagi (seorang) perwakilan di posisi tinggi ini," dilansir dari Reuters 19 Maret.

Kantor Perdana Menteri Israel dan Kementerian Luar Negeri tidak segera menanggapi permintaan komentar.

UNRWA sejauh ini merupakan badan bantuan terbesar di Gaza, di mana parahnya krisis kemanusiaan telah digarisbawahi pada Hari Senin, ketika sebuah laporan yang didukung oleh PBB memperingatkan akan terjadinya kelaparan di wilayah utara.

"Pada hari ketika data baru mengenai kelaparan di #GAZA dirilis, Otoritas Israel menolak masuknya saya ke Gaza," tulis Lazzarini di X, seraya menambahkan bahwa kunjungannya dimaksudkan untuk meningkatkan operasi kemanusiaan.

"Kelaparan akibat ulah manusia yang kita saksikan ini merupakan noda bagi kemanusiaan kita secara kolektif," lanjutnya.

Sementara itu, Direktur Komunikasi UNRWA Juliette Touma mengatakan kepada Reuters, Lazzarini telah mengunjungi Jalur Gaza empat kali selama perang dan beberapa kali sebelumnya.

"Kami siap berangkat pagi ini dengan pesawat Mesir dari Kairo ke El Arish," kata Touma.

Lazzarini sebelumnya telah memperingatkan adanya kampanye untuk mengakhiri operasi UNRWA. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan UNRWA harus ditutup.

Di Kairo, ia memperingatkan adanya "perlombaan melawan waktu" untuk membalikkan penyebaran kelaparan dan mencegah kelaparan. Dengan kemauan politik, Gaza bisa "dibanjiri" makanan melalui penyeberangan darat, tambahnya.

Ia juga mengatakan lebih dari 150 fasilitas UNRWA di Gaza telah terkena dampak, rusak atau hancur total.

"Kami juga mengetahui bahwa sejumlah staf yang ditangkap telah melalui penyelidikan yang sangat ketat, perlakuan buruk dan penghinaan," kata Lazzarini.

Israel pada Bulan Januari menuduh 12 dari 13.000 staf UNRWA di Gaza terlibat dalam serangan ke selatan wilayah mereka pada 7 Oktober. Tuduhan itu menyebabkan 16 negara, termasuk Amerika Serikat menghentikan pendanaan sebesar 450 juta dolar AS, sehingga membuat operasi UNRWA berada dalam krisis.

UNRWA memecat beberapa anggota stafnya, dengan mengatakan tindakan tersebut dilakukan untuk melindungi kemampuan badan itu dalam memberikan bantuan kemanusiaan, sementara penyelidikan internal independen PBB pun diluncurkan.

UNRWA mengutuk serangan tanggal 7 Oktober, mengatakan tuduhan Israel terhadap badan tersebut, jika benar, adalah pengkhianatan terhadap nilai-nilai PBB dan orang-orang yang dilayani oleh UNRWA.