Sekjen PBB Desak Aliran Bantuan Besar-besaran ke Gaza, Kecam Larangan Israel Terhadap Konvoi Bantuan UNRWA
Konvoi bantuan kemanusiaan PBB memasuki Gaza utara. (Sumber: IDF)

Bagikan:

JAKARTA - Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada Hari Senin menyerukan pasokan bantuan besar-besaran ke Gaza untuk memerangi kelaparan, mengkritik larangan masuk Israel terhadap konvoi bantuan kemanusiaan UNRWA.

Israel harus menghilangkan semua hambatan bantuan ke Gaze dan mengizinkan konvoi badan pengungsi Palestina UNRWA, ke Gaza utara, tempat kelaparan mengancam, kata Guterres.

"Sangatlah penting untuk memiliki pasokan bantuan kemanusiaan dalam jumlah besar saat ini. Ini berarti membuka lebih banyak titik masuk, ini berarti konsentrasi upaya semua entitas dan tanpa hambatan dan batasan dari pihak Israel," terang Sekjen Guterres, dilansir dari Reuters 26 Maret.

Israel menghentikan semua impor makanan, obat-obatan, listrik dan bahan bakar ke Gaza pada awal perang. Meski kemudian mengizinkan pengiriman bantuan, organisasi bantuan mengatakan pemeriksaan keamanan dan sulitnya bergerak melalui zona perang telah sangat menghambat operasi mereka.

Dalam kunjungannya ke Kamp Wihdat di Yordania, tempat UNRWA menyediakan layanan kesehatan dan pendidikan, pejabat tinggi PBB tersebut mengatakan, lembaga tersebut merupakan penyambung harapan dan martabat bagi jutaan pengungsi di wilayah tersebut.

"Keputusan untuk tidak mengizinkan konvoi UNRWA pergi ke Gaza utara, di mana kita mengalami situasi kelaparan yang parah benar-benar tidak dapat diterima dan mereka yang mengambil keputusan tersebut harus memikul tanggung jawab menghadapi konsekuensi dari keputusan tersebut," kritik Sekjen Guterres.

UNRWA berada dalam krisis sejak Israel menuduh belasan stafnya terlibat dalam serangan Hamas ke wilayah selatan negaranya pada 7 Oktober. Tuduhan tersebut mendorong beberapa donor besar UNRWA untuk menghentikan pendanaan, sehingga membuat masa depan badan tersebut menjadi ragu. Namun, beberapa negara belakangan telah memulihkan pendanaannya.

Israel membantah memblokir bantuan ke Gaza, mengatakan pengiriman bantuan setelah berada di wilayah tersebut adalah tanggung jawab PBB dan lembaga kemanusiaan. Israel juga menuduh Hamas mencuri bantuan, tuduhan yang dibantah oleh kelompok tersebut.

Namun, kekhawatiran kembali muncul pada Hari Senin setelah pemerintah Israel mengatakan akan berhenti bekerja sama dengan badan pengungsi Palestina PBB UNRWA di Gaza, yang menurut mereka justru melanggengkan konflik.

"UNRWA adalah bagian dari masalah ini, dan kami sekarang akan berhenti bekerja sama dengan mereka. Kami secara aktif menghentikan penggunaan UNRWA karena mereka hanya akan melanggengkan konflik dan bukannya berusaha meredakan konflik," kata juru bicara Pemerintah Israel David Mencer kepada wartawan.

Dia menyampaikan komentarnya setelah Kepala UNRWA Philippe Lazzarini mengatakan, Israel telah memberi tahu PBB mereka tidak akan lagi menyetujui konvoi makanan UNRWA ke utara Gaza.

Kepala badan pengungsi Palestina PBB (UNRWA) mengatakan pada Hari Minggu, Israel telah memberi tahu PBB bahwa mereka tidak akan lagi menyetujui konvoi makanan UNRWA menuju utara Gaza.

"Ini keterlaluan dan disengaja untuk menghalangi bantuan penyelamatan nyawa selama bencana kelaparan yang disebabkan oleh manusia. Pembatasan ini harus dicabut," kata Kepala UNRWA Philippe Lazzarini melalui platform media sosial X.

"Dengan mencegah UNRWA memenuhi mandatnya di Gaza, waktu akan berjalan lebih cepat menuju kelaparan dan lebih banyak lagi yang akan meninggal karena kelaparan, dehidrasi, dan kurangnya tempat berlindung," tambah Lazzarini.

Sebelumnya, dalam unggahan terpisah di X Lazzarini mengatakan, seluruh konvoi makanan UNRWA ditolak memasuki Gaza pekan lalu.

"Dengan akses tanpa hambatan, kelaparan buatan ini masih bisa dicegah," tulisnya.

Organisasi bantuan mengatakan pemeriksaan keamanan dan sulitnya bergerak melalui zona perang telah menghambat operasi mereka di Gaza.