JAKARTA - Perdana Menteri Benjamin Netanyahu membahayakan Israel, kata pemimpin oposisi Yair Lapid, menanggapi masalah pembelian kapal selam dan kapal rudal yang ditangani komisi penyelidikan negara.
"Netanyahu membahayakan keamanan Israel. Begitu pula kasus kapal selam, begitu pula bencana Gunung Meron, begitu pula semua tindakan yang mengarah dan menyebabkan pembantaian 7 Oktober," kata mantan PM Israel ini, dikutip dari The Times of Israel 25 Juni.
Kemarin, komisi yang menyelidiki apa yang disebut sebagai kasus kapal selam mengumumkan, mereka mengirimkan pemberitahuan peringatan kepada lima orang yang diyakini mungkin dirugikan oleh penyelidikannya, termasuk Netanyahu.
Komisi penyelidikan, yang dibentuk di bawah perdana menteri saat itu Naftali Bennett pada tahun 2022, menyatakan Netanyahu telah "menciptakan saluran tindakan paralel dan bertentangan, sehingga membahayakan keamanan negara dan merusak hubungan luar negeri Israel."
Panel tersebut memberi tahu PM Netanyahu, berdasarkan bukti yang dikumpulkan sejauh ini, dapat dipastikan Ia menggunakan jabatannya sebagai perdana menteri antara tahun 2009 dan 2016 untuk menyetujui pembelian tersebut tanpa proses hukum yang semestinya.
"Dengan melakukan hal itu, ia (PM Netanyahu) membahayakan keamanan negara dan merugikan hubungan luar negeri serta kepentingan ekonomi negara Israel," kata panel tersebut dalam keputusan tertulisnya yang dipublikasikan pada Hari Senin, melansir Reuters.
PM Netanyahu menanggapi dengan mengatakan, kapal selam tersebut sangat penting bagi keamanan Israel "dalam memastikan keberadaannya melawan Iran, yang berusaha menghancurkan kita".
"Sejarah akan membuktikan Perdana Menteri Netanyahu juga benar dalam masalah ini dan membuat keputusan yang tepat untuk keamanan Israel," kata pernyataan dari kantornya.
BACA JUGA:
Selain PM Netanyahu, panel juga menerbitkan surat peringatan terhadap mantan komandan angkatan laut Laksamana Ram Rothberg, mantan menteri pertahanan Moshe Ya’alon, mantan kepala Mossad Yossi Cohen dan mantan pegawai Dewan Keamanan Nasional Avner Simchoni dalam perkara yang sama.
Awal tahun ini, komisi penyelidikan negara yang berbeda menunjuk perdana menteri di antara pejabat yang secara pribadi bertanggung jawab atas bencana Meron 2021, di mana 45 warga Israel terinjak-injak hingga tewas saat berziarah di makam seorang rabi yang dihormati pada abad kedua.