YERUSSALEM - Pemimpin oposisi Israel Yair Lapid mendesak Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk mengundurkan diri dari jabatannya. Lapid menilai Netanyahu tidak mampu menjalankan pemerintahan dan menyelesaikan konflik dengan Hamas.
“Netanyahu harus pergi sekarang selama pertempuran,” kata Lapid kepada Channel 12 Israel.
“Pemerintah ini tidak berfungsi. Kita perlu perubahan – Netanyahu tidak bisa terus menjadi perdana menteri. Kita tidak bisa membiarkan diri kita melakukan kampanye berkepanjangan dengan perdana menteri yang tidak dipercaya oleh masyarakat,” sebut dia dikutip dari Anodalu, Minggu 26 November.
BACA JUGA:
Lapid menunjukkan bahwa partainya, Yesh Atid, atau Ada Masa Depan, mungkin bergabung dengan “pemerintahan rekonstruksi nasional” dengan Partai Likud, namun menekankan bahwa “Netanyahu tidak dapat memimpinnya.”
Menurut hasil polling baru-baru ini, 66 persen warga Israel menginginkan pemilu dini setelah berakhirnya konflik Gaza, yang dimulai setelah serangan lintas batas oleh kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober.
Sejak itu, Israel terus melakukan pemboman tanpa henti di Jalur Gaza, menewaskan sedikitnya 11.500 warga Palestina, lebih dari separuhnya adalah perempuan dan anak-anak. Ribuan bangunan, termasuk rumah sakit, masjid, dan gereja, juga rusak atau hancur total.
Sementara itu, jumlah korban tewas di Israel secara resmi dilaporkan mencapai 1.200 orang.
Dewan Keamanan PBB pada Rabu mengeluarkan resolusi yang menyerukan pembebasan segera semua sandera yang ditahan oleh Hamas dan koridor kemanusiaan yang mendesak dan diperluas di seluruh wilayah tersebut untuk menyelamatkan dan melindungi nyawa warga sipil.