Bagikan:

JAKARTA - Sholeh Mahmoed Nasution atau yang akrab disapa Ustaz Solmed merasakan nilai Iduladha, bukan hanya sekadar berkurban hewan. Suami April Jasmine itu menilai, Iduladha punya makna yang mendalam dari beberapa aspek.

"Iduladha ini adalah hari raya dimana kita diajak untuk berkurban artinya mendekat kepada Allah dengan sesuatu yang bersifat materi bagi yang mau, bukan hanya sekadar yang mampu. Karena ada juga orang yang mampu tapi merasa dirinya tidak mampu dan tidak mau juga," ujar Ustaz Solmed kepada Eddy Wijaya di program EdShareOn, Eddy Sharing and Discussion yang tayang Rabu, 19 Juni 2024.

Ia mencontohkan, ada orang-orang yang tidak memiliki kemampuan secara ekonomi, namun terus berusaha menabung untuk membeli hewan kurban. "Maaf, kadang pemulung berusaha mengumpulkan uang untuk membeli hewan kurban. Mereka berusaha untuk mengikuti perintah Allah untuk berbagi dan penerima daging hewan kurban menerimanya dari orang-orang yang punya cinta," terangnya.

Makna Iduladha itu pun kerap disampaikan Ustaz Solmed kepada anak-anaknya. Secara rutin, ia mengajak anak-anaknya untuk datang ke tempat diselenggarakan pemotongan hewan kurban. "Pada umumnya saya mengajak anak-anak saya ke titik-titik saya menyelenggarakan pemotongan hewan kurban. Saya bagi hari, dari mulai hari Iduladha sampai hari tasyrik. Pertama mengajarkan kalau ada rezeki berbagi, kedua supaya tidak ada rasa takut dan ketiga melihat orang-orang antusias dan sumringah mendapatkan daging hewan kurban," ujar Ustaz Solmed.

"Jadi berkurban itu untuk mendekatkan kepada Allah. Allah itu Maha Kaya, kalau sudah dekat dengan hamba-NYA, nggak perlu diminta, Allah tahu apa yang dibutuhkan dan diperlukan kita," imbuh Ustaz Solmed.

Iduladha Mengajarkan Parenting

Selain makna sosial dan keikhlasan, Ustaz Solmed juga melihat ada hal yang dapat dipelajari orang tua dari peristiwa Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail saat turun perintah berkurban. "Nabi Ibrahim menunggu lama untuk proses mendapatkan keturuan, hingga menikah dengan Siti Hajar. Sudah Siti Sarah berkorban agar Nabi Ibrahim yang sudah berusia lanjut menikah lagi dan memiliki keturunan, tapi setelah lahir Nabi Ismail, turun perintah menyembelihnya. Dapat dibayangkan saat itu, bagaimana perasaan Nabi Ibrahim," ujar Ustaz Solmed.

Namun ada hal menarik di balik kisah Nabi Ibrahim ketika turun perintah menyembelih Nabi Ismail. "Didikan seorang nabi, saat Nabi Ibrahim berdialog dengan anaknya Ismail tentang perintah menyembelihnya, Ismail dengan lugas mengatakan kalau itu perintah dari Allah, jalankan saja. Nanti ayah akan mendapatkan aku seperti orang-orang yang bersabar," terang Ustaz Solmed.

Dari percakapan tersebut, Ustaz Solmed melihat pendidikan orang tua dalam mencetak anak-anak yang beriman sangat penting. Sebab melihat yang terjadi saat ini, banyak anak yang sudah tidak lagi patuh terhadap orang tua, bahkan ada peristiwa yang tidak pantas dilakukan anak kepada orang tua mereka.

"Ada anak yang membunuh orang tuanya, memenjarakannya. Ada juga anak-anak sekarang diminta tolong ke pasar nggak mau, diminta tolong beli obat orang tuanya nggak mau. Ini jadi renungan, siapa yang salah? Anak atau orang tua? Atau ini adalah ujian anak atau kita yang kurang dalam mendidik anak sehingga anak tidak mengerti arti hormat, taat dan patuh terhadap orang tua," ujar Ustaz Solmed.

"Kalau sekarang itu istilahnya parenting ya dalam mendidik anak. Nah, kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail dapat dijadikan tauladan dalam mendidik anak," imbuh Ustaz Solmed. Saksikan selengkapnya di YouTube EdShareOn Eddy Wijaya.