Bagikan:

TANGERANG - Anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Poengky Indarti angkat bicara terkait kasus pemerkosaan yang dilakukan mantan staf kelurahan bernama Holid terhadap perempuan berinisial MA (17) yang belum juga ditangkap. Meski kasus telah berjalan 2 tahun lamanya.

Diketahui Holid dilaporkan atas dugaan kasus pemerkosaan terhadap bocah berinisial MA (17) sejak 3 Oktober 2022. Namun hingga kini polisi belum juga menangkap pelaku.

Holid yang saat itu masih berstatus staf kelurahan Pondok Kacang Barat, Komite Sekolah dan Ketua DKM tega memperkosa bocah 17 tahun.

“Kami akan melakukan klarifikasi kepada Polda Metro Jaya yang bertanggungjawab terhadap kinerja Polres-Polres di wilayahnya, dalam hal ini Polres Tangerang Selatan,” kata Poengky saat dikonfirmasi, Sabtu, 18 Mei.

“Kami mendorong penyidik profesional dalam melaksanakan lidik sidik dengan dukungan scientific crime investigation agar hasilnya valid,” sambungnya.

Ia menilai alasan kondisi korban yang mengalami depresi atau gangguan kejiwaan menjadi dasar polisi penundaan menangkap pelaku bukan sesuatu yang tepat.

Karena baginya, penyidik seharusnya penyidik dapat melakukan pekerjaannya dengan profesional untuk menangani kasus tersebut.

Terlebih korban juga diperkosa oleh Holid hingga melahirkan bayi perempuan. Meski akhirnya bayi tersebut meninggal dunia pasca melahirkan.

“Justru penyidik harus pro aktif mempercepat proses lidik sidik dengan profesional, misalnya menggunakan pemeriksaan DNA, sehingga pelaku akan mudah diketahui,” ucapnya.

Oleh sebab itu, ia masih menaruh harapan kepada penyidik Polres Tangerang Selatan dalam mengungkap kasus pemerkosaan yang dilakukan mantan staf kelurahan tersebut.

“Ini menjadi tantangan bagi penyidik untuk dapat memanfaatkan dukungan scientific crime investigation sebaik-baiknya agar dapat membongkar kasus tersebut,” tutupnya.

Sebelumnya diberitakan, AF, ayah dari korban perkosaan mengungkap bila sang buah hati sempat alami gangguan kejiwaan pascamelahirkan bayinya. Menurutnya, keadaan anaknya semakin berat ketika bayi yang dilahirkannya meninggal dunia.

“Anak saya sempat mengalami depresi, hilang ingatan, suka ngomong sendiri, tiba-tiba nangis,” kata AF saat ditemui di rumahnya di kawasan Pondok Aren, Tangerang Selatan, Selasa, 14 Mei.

Ia menyebut Unit Pelayanan Terpadu Daerah (UPTD) Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Tangerang Selatan (Tangsel) mendatangi anaknya bersama tim Psikolog untuk menyembuhkan sang buah hatinya yang mengalami depresi.

“Anak saya sampai didatengin psikolog untuk menyebuhkan anak saya. Berbulan-bulan,” ucapnya.

Saat kondisi MA telah membaik, putri kesayangannya itu sudah melajutkan kegiatan belajarnya. Ia berharap kasus yang dialami putrinya dapat ditindaklanjuti hingga tuntas.

“Alhamdulillah sekarang sudah membaik. Sekarang sudah SMK. Saya harap pelaku bertanggungjawab dan ditangkap,” tutupnya.