Sudah Dianiaya Majikan, 5 Pembantu di Jatinegara Dipaksa Kerja 24 Jam Tanpa Gaji
Polres Metro Jakarta Timur/ Foto: Rizky Sulistio/ VOI

Bagikan:

JAKARTA - Kepala Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (Kanit PPA) Satreskrim Polres Metro Jakarta Timur, AKP Sri Yatmini menerangkan, pihaknya masih melakukan penyelidikan kasus penganiayaan terhadap lima orang asisten rumah tangga (ART) atau pembantu rumah tangga di bawah umur yang dilakukan oleh majikannya.

"Korban masih anak di bawah umur. Polisi yang membuat LP (laporan korban)," kata AKP Sri saat dikonfirmasi VOI, Selasa, 13 Februari.

Sementara itu, Unit PPA masih melakukan pemeriksaan terhadap kelima korban yang diduga menjadi korban perdagangan orang melalui modus agen penyalur pembantu di Jakarta. Polisi juga masih mengumpulkan sejumlah alat bukti.

"Saat ini masih proses lidik terhadap tersangka," ucapnya.

Sementara itu, berdasarkan keterangan Vina (39) salah satu saksi mata kejadian, selain disiksa, para korban juga dipaksa kerja selama 24 jam di bawah ancaman pelaku.

"(korban) Kerja dari pagi kadang sampai jam 22.00 WIB, kadang sampai jam 02.00 WIB, bahkan sampai jam 04.00 WIB," ujar Vina kepada wartawan.

Kelima wanita di bawah umur asal Jawa Tengah itu juga tak diberikan gaji selama bekerja di rumah majikannya.

"Sampai hari ini mereka mengaku belum pernah terima gaji. Ada yang sudah kerja dua bulan, satu bulan. Mereka dibawa penyalur," ujarnya.

Lima orang asisten rumah tangga (ART) asal Brebes, Jawa Barat, menjadi korban penganiayaan yang dilakukan oleh majikannya di Jalan Jatinegara Timur II, RW 02, Rawa Bunga, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur. Kelima orang korban dianiaya hingga mengalami luka di sekujur tubuhnya.

Vina (39) saksi mata kejadian mengatakan, pertama kali dirinya mengetahui ada kejadian penganiayaan itu berawal saat kelima korban melarikan diri dari rumah tempat mereka bekerja. Kelima ART itu kabur karena tak tahan atas penyiksaan majikannya pada Senin kemarin, 12 Februari.

"Teman saya membangunkan saya, katanya di sebelah ada kejadian dan sudah ramai warga di lokasi. Pas saya cek ada lima perempuan, posisinya berbeda-beda, ada yang masih tersangkut di atas pagar, ada di genteng, dan ada yang sudah di bawah terluka," kata Vina kepada wartawan, Selasa, 13 Februari.