DPD Minta Belajar Tatap Muka Bulan Juli Disesuaikan dengan Status COVID-19 Daerah
ILUSTRASI/VOI

Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah melalui Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim berencana mengaktifkan kembali sekolah tatap muka pada bulan Juli.

Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tatap muka tersebut ditargetkan setelah vaksinasi COVID-19 bagi tenaga pendidik selesai pada Juni. 

Menanggapi rencana ini, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Sultan  Bachtiar Najamudin meminta pemerintah untuk tidak terburu-buru dalam membuka kembali sekolah secara tatap muka di bulan Juli mendatang.

Menurutnya, KBM tatap muka sebaiknya didasarkan pada tingkat atau level epidemi kasus COVID-19 di suatu wilayah atau daerah. Misalnya, sudah dinyatakan sebagai zona hijau.

"Bukan oleh proses vaksinasi yang belum diketahui tingkat Efikasi dan Efektivitasnya pada tenaga kependidikan", ujar Sultan dalam keterangannya, Kamis, 23 Februari.

Sultan menilai, proses vaksinasi yang sedang dilaksanakan saat ini belum bisa disebut efektif berpengaruh terhadap penurunan angka penyebaran kasus COVID-19. Sebab kata dia, belum ada satu negara pun yang bisa membuktikan efek vaksin terhadap penurunan kasus positif secara luas.

"Petugas kependidikan yang divaksinasi, misalnya, mungkin dapat melindungi keluarga dan siswa mereka dari infeksi, tetapi ketika virus ada di mana-mana, akan ada banyak kesempatan untuk masuk ke rumah dan lingkungan sekolah", ungkap Sultan.

Namun, senator asal Bengkulu itu mengatakan, DPD mengapresiasi langkah progresif pemerintah yang memprioritaskan tenaga pendidik dan kependidikan sebagai salah satu kelompok utama yang divaksinasi.

"Kami berharap KBM tatap muka bisa segera diaktifkan, agar siswa dan mahasiswa dapat kembali melakukan kegiatan belajar secara normal di sekolah dan kampus-kampus. Namun harus dilaksanakan dengan standar protokol kesehatan yang ketat dan konsisten", kata Sultan.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sebelumnya merilis tambahan kasus positif COVID-19 terbaru per hari ini. Sebanyak 69.544 spesimen diperiksa hari ini. Hasilnya, ada 8.493 kasus positif COVID-19 baru.

"Total akumulasi kasus positif sejak COVID-19 ditemukan di Indonesia mencapai 1.314.634 orang dan kasus aktif sebanyak 157.705," demikian dikutip dari data Kemenkes, Kamis, 25 Februari.