JAKARTA - Joko Tjandra mengaku sempat diajak pengusaha bernama Rahmat untuk bertemu dengan Wakil Presiden Ma'ruf Amin di Kuala Lumpur, Malaysia. Demikian disampaikan Joko Tjandra dalam persidangan pemeriksaan terdakwa.
Pengakuan Joko Tjandra muncul saat Jaksa menanyakan hubungannya dengan Rahmat, yang juga sempat menjadi saksi dalam perkara ini. Kemudian, pertanyaan jaksa mengarah soal pernah tidaknya menceritakan permasalahan hukum yang sedang dijalaninya.
"Apakah saudara menceritakan ke Rahmat terkait permasalahan hukum?" tanya jaksa dalam persidangan di Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat, Kamis, 25 Februari.
Lantas, Joko Tjandra menjawab tak pernah menceritakan permasalahan hukumnya kepada siapapun, termasuk Rahmat. Sebab, dia beranggapan jika Rahmat sudah mengetahuinya.
"Saya tidak pernah menyampaikan tapi mereka tahu," kata dia.
Kemudian, Joko Tjandra tiba-tiba menyinggung soal Rahmat yang sempat mengajaknya bertemu dengan Ma'ruf Amin. Ajakan itu, disampaikan Rahmat melalui sambungan telepon.
"Dia (Rahmat) telepon saya, (bilang) 'pak Joko kita mau ke Malaysia karena ada kunjungan kerja'. Beliau bilang pak kyai, panggilannya abah mau ke Kuala Lumpur, yaitu yang sekarang jadi Wapres kita, mau ke KL," ungkap Joko.
Tapi, pertemuan itu batal. Sebab, Joko mendengar jika kunjungan kerja Ma'ruf Amin dibatalkan. Alasanya, kondisi fisik Ma'ruf Amin saat itu tidak baik.
"Saya bilang oh dengan senang hati, (untuk) waktu tidak ditentukan kapan, itu saya denger lagi badannya kurang enak badan jadi nggak jadi datang," sambungnya.
BACA JUGA:
Adapun pada persidangan sebelumnya, Rahmat mengungkapkan jika memang memiliki kedekatan dengan Ma'ruf Amin.
"Saya dulu deket dengan pak Ma'ruf Amin, saya selalu pergi beruda sama dia," ujar Rahmat dalam persidangan di Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat, Senin, 9 November.
Rahmat bilang, kedekatannya sudah terjalin sebelum Ma'ruf Amin menjabat sebagai Wakil Presiden. Ketika itu Ma'ruf Amin masih menjabat Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI)
"(Kedekatan) tiga tahun terakhir," ungkap dia