Curhat Wong Cilik ke AHY: Tak Punya Pekerjaan, Banyak Utangnya
Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono/FOTO: Nailin In Saroh-VOI

Bagikan:

JAKARTA - Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyampaikan pidato politik penutup masa kampanyenya di Jakarta Convention Center (JCC).

AHY mengungkapkan, dalam kampanyenya ke daerah-daerah menyapa masyarakat, banyak orang kecil atau wong cilik yang curhat soal kondisi ekonomi pasca COVID-19. Mulai tak punya pekerjaan, harga-harga mahal hingga banyak utang. 

AHY menjelaskan, COVID-19 telah memporak-porandakan perekonomian global. Apalagi, kondisi internasional juga dihadapkan pada instabilitas keamanan seperti perang di Ukraina dan Palestina, serta ketegangan di kawasan laut Tiongkok Selatan maupun di Semenanjung Korea dan Taiwan. 

Dinamika geopolitik kawasan itu, menurutnya, memberikan dampak negatif bagi ekonomi Indonesia yang sebelumnya sudah mengalami tekanan.

Misalnya perlambatan ekonomi, depresiasi nilai tukar Rupiah, serta terganggunya pasokan pangan dan energi dunia yang menyebab kenaikan harga pangan dan harga BBM. 

"Dunia usaha pun terkena imbasnya, banyak industri dan UMKM yang gulung tikar sehingga pengangguran meningkat, akibatnya penghasilan menurun dan daya beli rendah. Kondisi inilah yang saya lihat saat bertemu dengan rakyat," ujar AHY saat pidato di JCC, Selasa, 6 Februari, sore. 

"Banyak wong cilik yang curhat tentang kondisi mereka, tidak punya pekerjaan dan banyak hutangnya. Sementara yang punya pekerjaan, penghasilannya pas-pasan," sambungnya. 

Selain itu, lanjut AHY, para petani mempersoalkan langkanya pupuk murah, nelayan mengeluhkan terbatasnya solar murah, sementara pelaku UMKM menghadapi terbatasnya modal usaha dan rendahnya daya beli masyarakat.

"Kita paham situasi saat ini tidak mudah. pemerintah telah berusaha menyediakan jaring pengaman sosial untuk masyarakat miskin dan kurang mampu, tapi itu hanya solusi jangka pendek saja belum cukup," katanya. 

Putra sulung Presiden ke-5 RI itu ingin ke depan rakyat tidak lagi bergantung pada bantuan jangka pendek dari pemerintah. Menurutnya, rakyat harus punya pekerjaan dan penghasilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Bahkan, kata dia, rakyat juga bisa menabung dan berinvestasi untuk masa depan diri dan keluarganya.

"Kita patut bersyukur ekonomi Indonesia masih terjaga di tengah yang tidak ringan. Itu semua karena Presiden Jokowi dan Presiden SBY, juga para pemimpin sebelumnya telah meletakkan fondasi ekonomi yang kuat," pungkas AHY.