Bagikan:

JAKARTA - Relawan COVID-19 dr Tirta Mandira Hudi membela Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal kerumunan yang terjadi saat kunjungan kerja ke Kabupaten Sumba Tengah, Nusa Tengara Timur.

Dalam unggahan di akun Instagramnya @dr.tirta, dirinya mengatakan kerumunan wajar saja terjadi mengingat Presiden Jokowi adalah simbol negara. Sehingga, kemanapun eks Gubernur DKI Jakarta pergi pasti akan mengundang antusiasme.

"Jadi Pak Presiden Jokowi adalah simbol negara yang kemanapun beliau pergi akan selalu menarik massa," kata dr Tirta seperti dikutip dari akun Instagramnya, Rabu, 24 Februari.

Hal ini bukan hanya dialami oleh Jokowi, menurutnya. Tirta mengatakan, youtubers Atta Halilintar pun pernah mengalami hal yang serupa karena saat melaksanakan ibadah salat Jumat banyak yang mengerubungi dirinya dan meminta foto bersama.

Lagipula, kata dia, Jokowi juga tidak pernah mengajak masyarakat sekitar untuk datang ke lokasi yang ditinjaunya itu. 

Selain itu, dia menilai, Presiden Jokowi sudah berupaya mengedukasi masyarakat yang berkerumun untuk memakai masker. Hanya saja, saat itu memang massa yang hadir begitu banyak sehingga Jokowi ataupun ajudannya tak bisa untuk membubarkannya.

"Bahkan di salah satu video, (mobil, red) sedan beliau sampai dikerumuni orang banyak," jelasnya.

Untuk mencegah hal ini kembali terjadi dia menilai tim protokoler istana atau yang mengatur jadwal Presiden Jokowi untuk berhati-hati. Selain itu, dia juga menilai, penerapan sanksi kerumunan tak relevan untuk dilakukan.

"Presiden tidak pernah mengajak mereka datang, tapi (masyarakat, red) antusias. Dan hal ini harusnya jadi refleksi tim protokoler untuk hati-hati dalam mengatur agenda Bapak Presiden di lapangan," tegasnya.

"Jadi ya kembali, penerapan sanksi untuk kerumunan tidak relevan dilakukan," imbuh Tirta.

Diberitakan sebelumnya, video kerumunan warga menyambut kedatangan Jokowi di Maumere untuk meresmikan Bendungan Napun Gete beredar di media sosial.

Dalam video berdurasi 30 detik itu, Warga berkerumun menyambut kedatangan Presiden. Warga bersorak, bertepuk tangan, melambaikan tangan, dan mengabadikan momen menggunakan ponsel. Meskipun menggunakan masker, warga terlihat tak menerapkan jaga jarak.