Gara-gara Jam Tangan yang akan Dilelang untuk Amal, Arnold Schwarzenegger Sempat Tertahan di Bandara
Arnold Schwarenegger. (Wikimedia Commons /Raph_PH)

Bagikan:

JAKARTA - Aktor senior sekaligus mantan Gubernur Negara Bagian California, Amerika Serikat Arnold Schwarzenegger sempat tertahan oleh otoritas bandara Munich, Jerman akibat jam tangan yang dibawanya.

Itu dialami oleh Arnold pada Rabu 17 Januari lalu, saat ia dinilai tidak menginformasikan jam tangan mewah yang dibawanya.

"Dia tidak menginformasikan suatu produk. Produk yang diimpor dari negara-negara non-UE agar tetap berada di UE. Dan proses ini berlaku untuk semua orang," kata petugas pers Thomas Meister, dilansir dari CNN 25 Januari.

Meister mengatakan, Arnold dibebaskan dan dapat melanjutkan perjalanannya ke Austria, setelah tertahan selama lebih dari dua jam.

"Arnold ditahan selama tiga jam hari ini di Bandara Munich karena bepergian dengan jam tangan miliknya, yang mungkin akan dilelang untuk amal besok di Kitzbuhel (di Austria)," kata sumber yang dekat dengannya, merujuk pada lelang yang akan dilakukan keesokan harinya.

Sumber tersebut mengatakan, barang yang dimaksud adalah jam tangan dari merek mewah Swiss Audemars Piguet. Melansir Travel and Leisure, jam tangan itu diperkirakan bernilai 30 ribu dolar AS atau sekitar Rp467 juta.

Pihak bea cukai bandara mengatakan, pajak atas jam itu seharusnya dibayar sebelum ia tiba di wilayah Uni Eropa.

Sumber itu mengatakan Arnold tidak pernah diminta mengisi formulir pernyataan, serta menjawab dengan jujur setiap pertanyaan yang diajukan pihak bea cukai bandara.

"Dia bekerja sama di setiap langkah meskipun itu adalah penggeledahan yang tidak kompeten," kata sumber itu.

Menariknya, meski akhirnya ia 'dibebaskan' setelah membayar denda sekitar 38.000 dolar AS atau sekitar Rp592 juta dolar AS, namun prosesnya sempat terhambat, mengutip Time dari laporan media setempat.

Dikatakan, saat hendak membayar dengan kartu kredit, mesin milik petugas mengalami masalah sampai sekitar satu jam. Kemudian, petugas mengarahkannya untuk menarik uang tunai dari bank untuk pembayaran denda.

Sayangnya, ATM itu juga tidak bisa membantu, sebelum kemudian seorang petugas membawa mesin pembaca kartu kredit yang baru dan akhirnya pembayaran bisa dilakukan.