Menlu Rusia Lavrov Sebut Pembentukan Negara Palestina Penting untuk Menghindari Terulangnya Kekerasan
Menlu Rusia Sergei Lavrov saat menghadiri KTT G20 di Bali. (Twitter/@mfa_russia)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mendorong pembentukan negara Palestina, menilainya penting agar kekerasan tidak terulangnya kekerasan di Gaza, saat berbicara dalam konferensi pers tahunan pada Hari Kamis.

"Arah utama dari upaya ini adalah pembentukan negara Palestina yang sepenuhnya mematuhi keputusan Dewan Keamanan, sebuah negara yang, sebagaimana tertulis dalam keputusan ini, akan eksis dalam keamanan dan hubungan bertetangga yang baik bersama Israel dengan negara-negara lain di kawasan," jelas Menlu Lavrov, melansir CNN 18 Januari.

"Tanpa hal ini, apa pun yang terjadi, kita akan melihat terulangnya kekerasan yang kini terjadi di Gaza, karena tanpa pembentukan negara Palestina, rakyat Palestina akan terus merasa dirugikan, dan akan terus hidup dalam kondisi keadilan yang rendah," jelas Menlu Lavrov, mendesak untuk mengakhiri hal tersebut.

Lebih jauh Menlu Lavrov mengatakan, dia "berharap Israel akan sampai pada kesimpulan ini pada akhirnya". Kendati demikian, dia memahami hal tersebut "tidak dapat diterima oleh Israel saat ini.”

"Kami tidak bisa melakukan apa pun selain menjelaskannya kepada mereka," kata Menlu Lavrov.

Ditambahkan oleh Menlu Lavrov, upaya mediasi yang dilakukan Amerika Serikat tidak akan berhasil, kecuali ada "dialog langsung antara Palestina dan Israel."

"Asumsikan bahwa, bisa dikatakan, 'orang dewasa' akan sepakat tentang bagaimana orang-orang Palestina akan terus hidup, dan kemudian akan menyampaikannya kepada mereka. Itu tidak akan sukses. Hanya dialog langsung yang perlu dilakukan," tandasnya.

Sebelumnya, Presiden Isaac Herzog mengatakan Israel saat ini tidak bisa memikirkan perundingan damai dengan Palestina, kehilangan kepercayaan kepada proses mencapainya, lantaran teror yang diagung-agungkan, saat berbicara dalam Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss.

"Tidak ada orang waras yang mau memikirkan solusi tepat dari perjanjian perdamaian," katanya, melansir The Times of Israel.

"Israel kehilangan kepercayaan terhadap proses perdamaian, karena mereka melihat teror diagung-agungkan oleh tetangga kita," tandas Presiden Herzog.