Bagikan:

JAKARTA - Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un mengatakan, sudah waktunya untuk mendefinisikan Korea Selatan sebagai negara yang "paling bermusuhan" terhadap Pyongyang, lapor mendia pemerintah KCNA pada Hari Rabu.

Pemimpin Kim juga menuduh Seoul menghasut konfrontasi dan penumpukan senjata, sambil mendesak untuk meningkatkan kemampuan militer negaranya untuk pertahanan diri dan pencegahan perang nuklir, kata media pemerintah.

Dia melontarkan komentar tersebut saat mengunjungi pabrik amunisi awal pekan ini, menurut KCNA, seperti melansir Reuters 10 Januari.

Lebih jauh Pemimpin Kim juga menyebut memburuknya hubungan kedua Korea sebagai "fase perubahan baru" dan "realitas yang tidak dapat dihindari."

"Kami tidak akan secara sepihak melakukan tindakan besar dengan kekuatan luar biasa di Semenanjung Korea, namun kami juga tidak berniat menghindari perang," tegas Pemimpin Kim.

Dalam sambutannya pada pertemuan partai akhir tahun bulan lalu, Pemimpin Kim juga mengatakan reunifikasi damai tidak mungkin dilakukan, menambahkan bahwa pemerintah akan membuat "perubahan kebijakan yang menentukan" dalam hubungan dengan Negeri Ginseng.

Diketahui, saling tukar tudingan antara Korea Utara dan Korea Selatan semakin meningkat, seiring dengan menegangnya hubungan kedua negara beberapa tahun terakhir.

Tudingan tidak hanya mengenai keamanan masing-masing negara, tetapi juga terkait dengan pasokan senjata untuk Rusia dan Hamas dari Korut, hingga kerja sama militer Korsel dengan Amerika Serikat.

Kemarin, Kementerian Luar Negeri Korea Selatan mengatakan senjata Korea Utara digunakan kelompok militan Hamas dalam perang dengan Israel di Gaza, setelah dikonfirmasi oleh agen mata-mata Seoul.