Xi Jinping Sambut Baik Terpilihnya Kim Jong-un Menjadi Sekjen Partai Buruh
Kim Jong-un dan Xi Jinping (Sumber: Commons Wikimedia)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden China Xi Jinping memberi selamat kepada Pemimpin Tertinggi Korea Utara (Korut) Kim Jong-un yang terpilih sebagai Sekretaris Jenderal Partai Buruh. China adalah mitra dagang terbesar dan sekutu terdekat Korut.

Mengutip Reuters, Selasa, 12 Januari 2021, Kim Jong-un terpilih sebagai Sekretaris Jenderal Partai Buruh. Ia mengambil alih gelar dari mendiang ayahnya.

Hal tersebut merupakan langkah yang sebagian besar terlihat simbolis dan bertujuan untuk memperkuat kekuasaannya. Kongres juga "sepenuhnya menyetujui" proposal untuk mempromosikan Kim Jong-un untuk posisi tersebut.

“Pengambilalihan Kim Jong-un menunjukkan keyakinannya bahwa dia sekarang telah resmi bergabung dengan barisan ayah dan kakeknya,” kata Yang Moo-jin, seorang profesor di Universitas Kajian Korut di Seoul.

Xi Jinping mengatakan Korut di bawah kepemimpinan Kim Jong-un dapat mencapai tujuan pembangunan ekonomi dan sosial. Xi Jinping juga mengatakan Kim Jong-un dapat "mencapai kesuksesan yang lebih besar dalam pembangunan sosialis."

Segala pernyataan Xi Jinping disiarkan oleh kantor berita negara, Xinhua. Media pemerintah Korut mengatakan Xi Jinping punya keinginan menjaga perdamaian dan stabilitas regional serta pembangunan dan kemakmuran dengan Korea Utara.

Pernyataan tersebut juga mengatakan bahwa Xi Jinping hendak memberikan kebahagiaan yang lebih besar kepada kedua negara dengan memperkuat hubungan. "Pesan tersebut menekankan bahwa itu adalah kebijakan yang teguh dari Partai dan pemerintah China untuk berhasil melindungi, mengkonsolidasikan dan mengembangkan hubungan China - Republik Rakyat Demokratik Korea," kata KCNA.

Kim Jong-un mengatakan pada kongres bahwa rencana ekonomi lima tahunnya gagal memenuhi tujuan. Dia menyalahkan sanksi internasional serta krisis yang tidak terduga, termasuk pandemi COVID-19 dan bencana alam sambil mengkritik pejabat atas kesalahan yang perlu diperbaiki.

Sejak Kim Jong-un berkuasa pada 2011, standar hidup meningkat bagi banyak masyarakat Korut karena pasar berkembang biak dan barang-barang konsumen menjadi lebih banyak tersedia. Tetapi sekarang negara ini menghadapi situasi yang paling menantang sejak bencana kelaparan di tahun 1990-an.

Proyek-proyek, seperti resor wisata, zona ekonomi, dan rumah sakit besar tampaknya terhenti. Pembicaraan yang bertujuan untuk membujuk Korut menyerahkan senjata nuklirnya dan meningkatkan hubungan dengan Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan (Korsel) juga terhenti.

Korut menuduh Korsel dan AS mempertahankan kebijakan yang bermusuhan. Dalam kongres langka ini, pemimpin diktator itu juga mengatakan dia akan memperluas diplomasi. Tetapi juga akan terus mengembangkan senjata termasuk rudal balistik antarbenua 'multi-hulu ledak' (ICBM) dan tetap menyebut AS "musuh terbesar kami."