Jokowi Amini Sosialisasi Vaksin COVID-19 Belum <i>Ngena</i>, Epidemiolog: Memang Dari Dulu
Ilustrasi (Foto: Pixabay)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Joko Widodo mengakui upaya sosialisasi jajaran pemerintah terhadap vaksinasi COVID-19 belum maksimal, sehingga belum mengena di masyarakat.

Menanggapi hal ini, ahli wabah dari Griffith University, Dicky Budiman menyebut strategi pemerintah untuk menyukseskan vaksinasi COVID-19 memang belum maksimal. Bahkan, strategi komunikasi terkait penanganan pandemi juga belum baik.

"Bukan hanya sosialisasi jelang vaksinasi. Strategi komunikasi apapun soal penanganan pandemi, memang dari dulu masih banyak PR," kata Dicky kepada VOI, Senin, 22 Februari.

Dicky mengulas, sejak awal pemerintah terkesan tidak serius menghadapi pagebluk virus corona. Mulai dari setahun lalu, pemerintah jumawa belum ada kasus COVID-19 karena Indonesia berada di kawasan tropis, klaim COVID-19 belum ada di Indoesia karena warganya demen makan nasi kucing, hingga yang paling baru pemerintah menargetkan COVID-19 bebas pada Hari Kemerdekaan 17 Agustus mendatang. 

"Glorifikasi-glorifikasi semacam itu tentu tidak tepat dalam penyusunan strategi risiko pandemi. Sebab, salah satu prinsip dalam kominikasi risiko pandemi ini adalah ketidakpastian. Sehingga klaim itu tidak bisa disampaikan, bakal selesai dengan cepat," tutur dia.

Kata Dicky, pemerintah mesti mengungkapkan apa yang terjadi sesuai data yang dihasilkan terkait dampak pandemi, baik hal yang melegakan maupun mengkhawatirkan.

"Sisi positif dan negatif dari data itu harus disampaikan, sehingga terbangun kewaspadaan masyarakat. Saat ini kan kasus terkesan rendah. Padahal, karena memang angka testingnya saja yang berkurang. Kita tetap mesti waspada," jelasnya.

BACA JUGA:


Sebelumnya,  Presiden Jokowi mengaku, upaya pemerintah terhadap sosialisasi vaksin COVID-19 kepada masyarakat masih belum optimal. 

"Yang berkaitan dengan sosialisasi vaksin, betul, kita memang hanya menjelaskan vaksin aman dan halal. Ini memang kurang sosialisasi," kata Jokowi pada Sabtu, 20 Februari.

Anggapan kurangnya sosialisasi vaksin ini, kata Jokowi, berdasarkan mendapat laporan bahwa awalnya dari 10 pedagang pasar yang ditanya soal vaksinasi, hanya tiga orang yang menjawab ingin divaksin.

Sampai akhirnya, pemerintah menggelar vaksinasi di lokasi para pedagang berjualan, yakni Pasar Tanah Abang. Jokowi melihat, ketika sudah ada pedagang yang divaksin, baru pedagang lainnya akhirnya bersedia divaksinasi.

"Karena begitu yang satu berani, yang kedua berani, ketiga berani, yang lain ngikuti. yang bagus di situ. Mungkin ini karena psikologisnya. Ini mungkin kurang sosialisasi. Jadi yang dulunya enggak mau, menjadi mau setelah kita sediakan tempatnya," ujar Jokowi.