Bagikan:

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku, upaya pemerintah terhadap sosialisasi vaksin COVID-19 kepada masyarakat masih belum optimal. 

"Yang berkaitan dengan sosialisasi vaksin, betul, kita memang hanya menjelaskan vaksin aman dan halal. Ini memang kurang sosialisasi," kata Jokowi dalam tayangan Youtube Sekretariat Presiden, Sabtu, 20 Februari.

Anggapan kurangnya sosialisasi vaksin ini, kata Jokowi, berdasarkan mendapat laporan bahwa awalnya dari 10 pedagang pasar yang ditanya soal vaksinasi, hanya tiga orang yang menjawab ingin divaksin.

Sampai akhirnya, pemerintah menggelar vaksinasi di lokasi para pedagang berjualan, yakni Pasar Tanah Abang. Jokowi melihat, ketika sudah ada pedagang yang divaksin, baru pedagang lainnya akhirnya bersedia divaksinasi.

"Karena begitu yang satu berani, yang kedua berani, ketiga berani, yang lain ngikuti. yang bagus di situ. Mungkin ini karena psikologisnya. Ini mungkin kurang sosialisasi. Jadi yang dulunya enggak mau, menjadi mau setelah kita sediakan tempatnya," ujar Jokowi.

Oleh sebab itu, Jokowi akan menggencarkan kampanye vaksinasi COVID-19 secara persuasif dari mulut ke mulut untuk menggaet masyarakat agar berminat disuntik vaksin.

"Saya kira nanti kampanye dari mulut ke mulut akan muncul. Karena kalau kita sosialisasi di medsos, mereka enggak buka medsos. Kita jelasin di TV, mereka pas enggak lihat TV. Ini sulit kadang-kadang," jelasnya.

Dalam program vaksinasi COVID-19 nasional, pemerintah menargetkan 181,5 sasaran vaksin. Mereka adalah masyarakat yang berusia 18 tahun ke atas. Penerima vaksin mendapat dua kali dosis penyuntikan.

Pada tahap pertama, vaksin diperuntukkan bagi 1,5 juta tenaga kesehatan. Per hari ini, tenaga kesehatan yang telah menerima vaksinasi dosis pertama sebanyak 73,47 persen dan dosis kedua sebanyak 29,85 persen.

Kemudian, pada tahap kedua, vaksinasi COVID-19 diperuntukkan bagi kelompok lansia dan petugas pelayanan publik. Sasarannya sebanyak 21,5 juta lansia dan 16,9 juta petugas pubik. Program ini berlangsung sampai bulan Mei.

Mereka adalah pedagang pasar, pendidik, tokoh dan penyuluh agama, wakil rakyat, pejabat, pemerintah, ASN, TNI-Polri, petugas pariwisata, pelayanan publik, pekerja transportasi publik, atlet, serta pekerja media.

Selanjutnya, vaksinasi akan dilakukan kepada 63,9 juta masyarakat rentan atau penduduk yang tinggal di daerah dengan risiko penularan tinggi. Kemudian, masyarakat lainnya sebanyak 77,7 juta orang. Program ini akan dilakukan mulai April 2021 sampai Maret 2022.