Bagikan:

SURABAYA - BKSDA Wilayah II Jawa Timur menyelidiki penyebab terdamparnya puluhan paus di perairan pantai Desa Patereman, Kecamatan Modung, Kabupaten Bangkalan, Madura. BKSDA akan melakukan penyelidikan dengan cara memeriksa sonar pada paus terdampar tersebut.

"Kami harus melakukan penyelidikan atau penelitian melalui sonar paus, untuk mengetahui penyebab terdamparnya paus itu. Mungkin butuh tiga hari, dan hasilnya nanti akan kita sampaikan," kata Kepala Bidang Konservasi Sumber Daya Alam BKSDA Wilayah II Jawa Timur, RM. Wiwied Widodo dikonfirmasi, Jumat, 19 Februari.

Widodo menjelaskan, ikan paus merupakan hewan mamalia yang memiliki sonar atau alat navigasi. Menurutnya, ikan paus tidak akan terdampak jika tidak ada gangguan pada sonarnya. 

"Harusnya jalur yang ditempuh sesuai dengan rel navigasinya. Karena paus tidak mungkin belok terus terdampak. Berarti ini ada gangguan terhadap sonarnya," katanya.

Menurut Widodo, ada beberapa penyebab gangguan pada sonar paus. Misalnya ada tekanan dari bawah patahan seperti gempa, atau bisa jadi karena adanya limbah yang mengganggu sonar paus terssbut.

Selain itu, juga bisa disebabkan karena koloni paus menemukan makanan di sekitar daerah tempat terdamparnya. Sehingga terpancing keluar dari navigasi sonar. 

"Untuk kepastiannya harus melakukan penelitian terlebih dahulu. Kami akan ambil sampel semua sonarnya, terjadi apa sebenarnya. Ini juga kita ambil sampelnya. Karena berbelok dari rel navigasinya," katanya.

BACA JUGA:


Widodo menganggap terdamparnya puluhan paus ini tergolong aneh dan langka. Sebab, kata dia, jumlah paus yang terdampar sangat banyak mencapai 52 ekor, atau merupakan satu koloni. Padahal, biasanya paus terdampar hanya hitungan jari.

"Banyak kemungkinan yang menjadi penyebab terdamparnya paus tersebut. Misalnya, kalau kalau ada yang nakal, ada satu ekor paus minggir dan lepas dari koloninya, bisa terjadi seperti di Paiton, tapi itu hanya satu ekor. Kalau dalam satu koloni kan aneh," kata Widodo.

Widodo kemudian meluruskan jumlah paus yang terdampar sebanyak 52 ekor. Dari jumlah tersebut, 49 ekor ditemukan mati dan tiga sisanya ditemukan dalam keadaan hidup. Tiga ekor paus yang ditemukan hidup telah digiring dan dilepaskan ke laut lepas. 

"Jumlah total sebenarnya ada 52 ekor. Sebanyak 49 ekor itu sudah masuk ke daratan dan mati, dan tiga hidup. Sementara tiga paus lagi berhasil dihalau ke laut lepas dengan perahu," kata Widodo.