Bagikan:

JAKARTA - Presiden Recep Tayyip Erdogan pada Hari Kamis mengatakan, Amerika Serikat memiliki "tanggung jawab bersejarah" untuk menjamin gencatan senjata jangka panjang dalam konflik Gaza sesegera mungkin, mendesaknya untuk menarik dukungan tanpa syarat kepada Israel.

Itu disampaikan Presiden Erdogan saat melakukan panggilan telepon dengan koleganya Presiden Joe Biden, mengatakan bencana kemanusiaan di Gaza harus dihentikan dan diperingatkan bahwa serangan Israel yang semakin dalam dan berkepanjangan dapat menimbulkan “konsekuensi negatif regional dan global.”

"Merupakan tanggung jawab bersejarah AS untuk memastikan gencatan senjata permanen di wilayah tersebut sesegera mungkin," kata Presiden Erdogan, menurut pernyataan Direktorat Komunikasi Kepresidenan, dilansir dari Daily Sabah 15 Desember.

Lebih jauh dia juga mengatakan, penarikan dukungan tanpa syarat AS kepada Israel dapat menjamin gencatan senjata dengan cepat. Tuntutan untuk tindakan seperti itu telah disuarakan lebih keras dalam beberapa hari terakhir secara global dan di Amerika Serikat.

Presiden Erdoğan menggarisbawahi perlunya pembentukan mekanisme penjamin, seperti yang disarankan oleh Turki, untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina.

Dia menekankan, pembentukan negara Palestina yang merdeka dan berdaulat dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya berdasarkan perbatasan tahun 1967 adalah “solusi paling masuk akal dan permanen.”

Sebelumnya pada Hari Kamis, Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan meminta AS untuk tidak menghalangi resolusi PBB untuk gencatan senjata di Gaza.

"Hanya AS yang berdiri di antara pembantaian dan gencatan senjata di Gaza," kata Fidan, mengacu pada veto AS yang banyak dikritik terhadap dua resolusi gencatan senjata Dewan Keamanan PBB pada Bulan Oktober dan awal bulan ini.

Selain masalah Palestina, kedua pemimpin juga membahas NATO, permohonan Swedia untuk bergabung dengan aliansi militer dan hubungan bilateral, termasuk masalah penjualan jet tempur F-16 ke Turki, kata pernyataan itu.

Diketahui, kelompok militan Hamas menyerang wilayah selatan Israel pada 7 Oktober, membuat sekitar 1.200 orang tewas dan 240 lainnya disandera. Itu membuat Israel membalas dengan melakukan bombardir dan memblokade Gaza. Belakangan, mereka melakukan operasi darat di wilayah utara dan menyusul ke selatan wilayah kantong Palestina itu.

Sejauh ini, sedikitnya 18.787 warga Palestina telah terbunuh dan 50.897 lainnya terluka dalam serangan gencar Israel, menurut otoritas kesehatan Gaza.