Cegah Penyebaran Varian Baru Virus Corona, India Perketat Pengawasan Pelancong dari 3 Negara Ini
Ilustrasi bandara. (Chuttersnap/Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Otoritas India berencana memperketat pengawasan perbatasan mereka, khususnya yang melalui jalur udara, terkait dengan menyebarnya varian baru virus corona yang berasal dari Inggris, Afrika Selatan dan Brazil.

Sebagai antisipasi, India akan mewajibkan tes molekuler COVID-19 untuk orang-orang yang datang, baik secara langsung maupun tidak langsung dari Inggris, Afrika Selatan dan Brazil.

Antisipasi ini dilakukan seiring dengan ditemukannya empat kasus infeksi COVID-19 dengan varian virus dari Afrika Selatan. Serta satu kasus infeksi COVID-19 dengan varian virus dari Brazil.

Pemerintah mengatakan, strain Afrika Selatan dan Brasil dapat lebih mudah menginfeksi paru-paru seseorang daripada mutasi Inggris. Sementara, India sejauh ini melaporkan 187 kasus infeksi dengan varian Inggris.

Rabu malam waktu setempat, Pemerintah Korea Selatan meminta seluruh maskapai penerbangan mulai pekan depan, untuk memisahkan pelancong yang dari ketiga negara tersebut. 

India sendiri tidak memiliki penerbangan langsung dengan Brazil dan Afrika Selatan, dan kebanyakan orang yang bepergian dari negara-negara ini umumnya transit melalui bandara Timur Tengah.

Selain itu, seluruh penumpang pesawat terbang harus membawa surat keterangan negatif COVID-19 terbaru, sebelum diizinkan untuk naik ke dalam pesawat untuk melakukan penerbangan

“Semua pelancong yang tiba maupun transit melalui penerbangan yang berasal dari Inggris Raya, Eropa atau Timur Tengah wajib menjalani tes molekuler, konfirmasi pembayaran sendiri pada saat kedatangan,” kata Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Keluarga India dalam sebuah pernyataan, melansir Reuters

Diketahui, infeksi virus korona India naik 12.881 dalam 24 jam terakhir menjadi sekitar 11 juta, sementara kematian meningkat 101 menjadi lebih dari 156.000. Itu merupakan peningkatan harian tertinggi dalam kasus dalam seminggu, menjadikan India menduduki posisi kedua setelah Amerika Serikat dalam jumlah infeksi keseluruhan.