Soal Mutasi COVID-19 Varian Delta, Anak Buah Airlangga Akui Itu di Luar Perhitungan Pemerintah
Ilustrasi. (Foto: Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Kasus COVID-19 di Tanah Air terus mengalami penambahan dalam beberapa waktu terakhir ini. Staf Khusus Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Raden Pardede menyatakan kondisi ini salah satunya disebabkan karena munculnya varian baru virus COVID-19, yakni corona delta.

Sekadar informasi, COVID-19 varian delta atau B.1.671.2 merupakan penyakit COVID-19 yang disebabkan oleh virus corona yang telah bermutasi. Munculnya varian virus corona baru Ini pertama kali dilaporkan di India pada Desember 2020.

Adapun varian ini telah ditemukan di lebih dari 74 negara, termasuk Indonesia. Mutasi virus baru dari India ini tak terprediksi oleh pemerintah sebelumnya.

"Ini adalah mutasi virus baru yang sama sekali kita tidak perhitungkan sebelumnya," katanya dalam webinar Indef, Rabu, 7 Juli.

Raden mengatakan proses penularan virus corona delta, jauh lebih cepat dibandingkan dengan varian corona lainnya, seperti varian dari Wuhan, China dan cairan alpha. Bahkan, dalam kondisi tanpa protokol kesehatan, satu kasus virus corona varian Wuhan bisa menularkan wabah ke 729 orang.

Sementara, kata Raden, penyebaran lebih banyak terjadi untuk jenis varian corona alpha. Satu kasus untuk varian ini bisa menyebarkan wabah ke 15.625 orang. Sedangkan satu kasus virus corona delta bisa menyebarkan penularan ke 117.649 orang.

"Konon varian baru delta inilah yang sekarang sangat dominan," ujarnya.

Raden menjelaskan, pemerintah terus memonitor lonjakan kasus COVID-19. Penambahan kasus COVID-19 harian kembali memecahkan rekor pada 5 Juli, mencapai 29.745 orang sejak kasus pertama diumumkan pada 2 Maret 2020.

Menurut Raden, selain karena munculnya varian delta, tingginya angka penyebaran COVID-19 di Indonesia terjadi karena gabungan libur panjang sejak Mei hingga awal Juni. Di mana, terjadi libur Idulfitri 1442 Hijriah dan kenaikan Isa Almasih yang berbarengan.

Sementara, kata Raden, dalam waktu berdekatan juga terdapat libur Hari Pancasila pada 1 Juni. Hal ini yang mendorong masyarakat mengambil waktu libur panjang. Kemudian, secara bersamaan terdapat kedatangan pekerja migran dalam jumlah yang signifikan dan masuknya wisatawan asing atau wisman dari India.

"Jadi masuknya (virus varian delta), apakah lewat pekerja migran atau yang datang dari Saudi atau Timur Tengah, juga ada waktu itu wisatawan India yang datang ke indonesia," tuturnya.

Sekadar informasi, lonjakan kasus COVID-19 yang terjadi di Tanah Air membuat pemerintah kembali melakukan pembatasan mobilitas masyarakat dengan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Darurat Jawa-Bali pada 3 hingga 20 Juli 2021.