Perbatasannya dengan Korea Utara Kerap Diterobos, Menteri Pertahanan Korea Gelar Penyelidikan
Perbatasan Korea Utara Korea Selatan. (Wikimedia Commons/대한민국 국군 Republic of Korea Armed Forces)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Pertahanan Korea Selatan Suh Wook, meminta maaf atas kembali terjadinya penerobosan wilayah perbatasan Korea Selatan dengan Korea Utara. Mantan Jenderal Angkatan Darat ini meminta maaf, lantaran hal tersebut berkaitan dengan keamanan.

Disebut kembali terjadi, lantaran penerobosan wilayah perbatasan ini sudah terjadi beberapa kali. Yang terbaru adalah Selasa 16 Februari lalu. Ia pun berjanji akan berusaha untuk mencegah agar peristiwa ini tidak terulang lagi. 

"Sebagai menteri, saya minta maaf kepada orang-orang yang kecewa dengan pengawasan perbatasan yang longgar," kata Suh kepada Komite Pertahanan Nasional Majelis Nasional, melansir Koreatimes.

"Setelah menyelidiki insiden itu secara menyeluruh, militer akan mengambil tindakan untuk mencegah insiden serupa terulang kembali," imbuhnya.

Insiden penerobosan batas wilayah pada Selasa lalu menarik perhatian, setelah berhasil melintasi perbatasan di wilayah timur dengan cara berenang tanpa terdeteksi. 

Kepala Staf Gabungan (JCS) Korea Selatan menyebut, seorang warga Korea Utara ditangkap di Garis Kontrol Sipil (CCL) di kota perbatasan timur Goseong, Provinsi Gangwon, pada hari itu juga. CCL adalah zona penyangga dari Zona Demiliterisasi. JCS menambahkan bahwa dia kemungkinan berenang ke selatan dekat Unification Observatory dan melewati terowongan drainase yang terletak di bagian bawah pagar besi di perbatasan antar-Korea.

perbatasan
Zona Demiliterisasi di perbatasan Korea Utara - Korea Selatan. (Wikimedia Commons)

Meskipun kamera pengintai melihat Ia beberapa kali setelah berenang, militer gagal mengambil tindakan yang tepat. Sementara terowongan drainase juga tidak dilengkapi dengan baik untuk mencegah infiltrasi. Pria Korea Utara itu ditahan setelah pengejaran selama tiga jam setelah dia pertama kali terlihat oleh kamera pengintai di sebuah pos pemeriksaan. Dia saat ini sedang diinterogasi oleh penyidik. Pria berusia 20-an itu dikabarkan berniat membelot ke Selatan.

"Kami menanggapi situasi ini dengan serius dan penyelidikan di lokasi sedang dilakukan dengan perintah pasukan darat. Tergantung pada hasil penyelidikan, kami akan mengambil tindakan lanjutan dan mengambil tindakan tegas," kata JCS dalam pernyataannya.

Namun, fakta bahwa aksi penerobosan terjadi beberapa kali dan yang terakhir pada Selasa lalu, penerobos bisa masuk jauh ke wilayah Korea Selatan, mendapat kritik dan disebut sebagai lubang di sistem keamanan. 

"Otoritas militer mengatakan pria itu ditangkap di dekat pos pemeriksaan CCL, yang berarti dia berjalan tanpa gentar selama beberapa kilometer dari pantai," kata perwakilan Yoon Sang-hyun, seorang anggota parlemen independen, di Facebook.

"Jika itu adalah invasi bersenjata oleh tentara pasukan khusus Korea Utara, kami akan jatuh ke dalam kekacauan yang tak terkendali. Keamanan perbatasan dilanggar dan tanggapan awal buruk, dengan kata lain, itu adalah contoh utama dari lubang di pertahanan kami," sambungnya.  

Diketahui, pada November 2020 seorang warga Korea Utara juga menerobos perbatasan di Goseong. Ia baru ditangkap setelah sekitar 14 jam. 

Sebelumnya, Juli tahun yang sama, militer gagal untuk memperhatikan dan mencegah pembelot Korea Utara, yang menghadapi tuduhan pelecehan seksual, untuk kembali ke Korea Utara. Militer mengetahui insiden tersebut setelah laporan dari media pemerintah Korea Utara.

Pada 2019, sebuah kapal kayu Korea Utara yang membawa empat pelaut melintasi perbatasan laut dan tiba di Pelabuhan Samcheok, Provinsi Gangwon, 130 kilometer selatan Garis Batas Utara (NLL), tanpa terdeteksi oleh militer.

Sementara di Bulan Oktober 2012, unit garis depan timur dikejutkan dengan seorang pembelot dari Korea Utara yang berhasil melintasi perbatasan tanpa diketahui, dan tiba di barak penjaga perbatasan.