Militer Korea Selatan Tangkap Pelanggar Perbatasan dari Korea Utara di Zona Demiliterisasi
DMZ Korea. (Sumber: WIkimedia Commons)

Bagikan:

JAKARTA - Militer Korea Selatan mengumumkan telah melakukan penangkapan terhadap seorang individu Korea Utara, yang melintasi perbatasan yang dijaga ketat tanpa izin, Selasa 16 Februari waktu setempat.

Pelanggaran perbatasan ini disebut memiliki potensi pembelotan, di tengah penguncian wilayah berkepanjangan di Korea Utara, terkait dengan pandemi COVID-19.

"Oran tersebut ditemukan Selasa pagi dekat pos pemeriksaan di sisi timur Zona Demiliterisasi (DMZ) yang memisahkan kedua Korea. Ini medorong dilaksanakannya operasi pencarian mendesak," sebut pernyataan Joint Chief of Staff (JCS) militer Korea Selatan melansir Reuters.

"Kami telah menahan individu tak dikenal itu dan sedang melakukan pemeriksaan untuk kepentingan penyelidikan," lanjut pernyataan tersebut.

Korea Utara diketahui memberlakukan penguncian berkepanjangan selama pandemi COVID-19, yang menyebabkan jumlah pembelot yang tiba di Korea Selatan sepanjang tahun lalu, merupakan yang terendah sepanjang sejarah. 

"Sekitar 200 warga Korea Utara menetap di Selatan tahun lalu, turun sekitar 80 persen dari 2019," kata Menteri Unifikasi Lee In-young, mengutip penutupan perbatasan negara tertutup itu pada Januari 2020.

Kasus terakhir yang diketahui publik adalah pada November tahun lalu, ketika seorang pria Korea Utara membelot ke Selatan melalui DMZ timur.

Hubungan lintas perbatasan memburuk setelah pembicaraan denuklirisasi antara Pyongyang dan Washington terhenti sejak 2019. Perselisihan terjadi pada Bulan September, setelah pasukan Korea Utara menembak mati seorang pejabat perikanan Korea Selatan yang hilang di laut, memicu keributan publik dan politik di Selatan.

Pada Juli, pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menyatakan keadaan darurat dan menutup kota perbatasan setelah seseorang dengan gejala COVID-19 secara ilegal melintasi perbatasan dari selatan ke utara.

Diketahui, Korea Utara belum mengonfirmasi kasus COVID-19, hal yang diragukan Seoul mengingat aktifnya hubungan Korea Utara dengan China, tempat virus corona pertama kali muncul.