Bagikan:

JAKARTA - Tim Kedokteran Forensik RS Polri Kramat Jati masih melakukan pemeriksaan terhadap empat jenazah bocah bernama Viona Audrey (6), Sopiya (4), Arsa (3) dan Aska (1) yang tewas diduga dibunuh oleh ayah kandungnya di kawasan Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Saat ditemukan, keempat korban dalam kondisi telah membusuk di dalam kamar rumah kontrakan yang berada di Gang Roman, Jalan Kebagusan Raya, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Rabu kemarin, 6 Desember.

Dari hasil pemeriksaan awal, Kepala Instalasi Forensik RS Polri Kramat Jati, Dr Arif Wahyono menyebutkan, tewasnya keempat korban sudah beberapa hari kemarin.

"(jenazah meninggal) Lebih dari dua harian. Kalau lihat foto TKP (kondisi tubuh bocah) utuh," ujar Dr Arif kepada wartawan, Kamis, 7 Desember.

Saat ini, jenazah keempat bocah malang itu masih berada di ruang instalasi kedokteran forensik RS Polri untuk menjalani serangkaian pemeriksaan autopsi.

"Kita harus periksa histopatologi dulu mungkin, baru ada hasilnya," ucapnya.

Sebelumnya, kasus tewasnya empat orang bocah bernasib malang itu terungkap dari adanya aroma tak sedap yang dihirup oleh sejumlah warga sekitar lokasi kejadian.

Salah satu warga Gang Roman, Jalan Kebagusan Raya, Jagarkarsa menjelaskan, terungkapnya penemuan mayat itu berawal dari bau bangkai yang mengganggu warga sekitar.

"Bau bangkai sampai bongkar plafon, engga ketemu. Terus tadi pagi tetangga telpon saya, dia bilang “Pak Irwan tolong ada bangkai sebelah rumah Pak Panca. Tolong bersihin bangkai di kamar mandi ada bau enggak enak’. Sudah begitu saja," ucap salah satu tetangga di lokasi kejadian.

Yacob, Ketua RT setempat menjelaskan, banyak lalat di ventilasi udara rumah terduga pelaku. Atas dasar itu ia menghubungi pihak keluarga korban yakni kakak dari istri terduga pelaku.

“Rumahnya dikunci, kita bawa tukang kunci. Untuk buka pintu itu,” ucapnya.

Setelah keluarga istri tiba dan tukang kunci berhasil membuka pintu, baru diketahui ada 4 mayat anak-anak di dalam kamar. Sedangkan Panca ada di dalam kamar mandi meringkuk tanpa pakaian. Tangannya mengeluarkan darah karena mencoba bunuh diri.

“Pas masuk dia nangis, ya Allah…ya Allah. Ibu bilang sudah jangan dulu masuk, menunggu polisi. Sudahlah telpon polisi ,” ungkapnya.