TANGERANG – FN (17), siswi SMA di Tangerang Selatan (Tangsel) korban persetubuhan paksa ayah kandungnya, MN (53), telah melahirkan pagi ini di RSA Kartini, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Jumat 1 Desember, sekitar pukul 07.00 WIB.
Aktivis Perempuan Pratiwi Noviyanthi menjelaskan, Kamis 30 Desember sekitar pukul 22.00 WIB, ia mendapat kabar bahwa FN mengalami kontraksi atas kehamilannya. Malam itu juga, FN bersama ibunya, S (39) berangkat ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pesanggrahan untuk diperiksa.
“Dibawa ke rumah sakit RSUD Pesanggrahan. Terus di sana dicek saja, belum ada tindakan. Cuma dicek. Kata dokter sih, kontraksinya karena syok,” ujar Pratiwi saat dikonfirmasi, Jumat, 1 Desember.
Setelah itu FN dan ibunya kembali ke rumahnya yang berada di kawasan Pondok Aren, Tangerang Selatan (Tangsel). Namun beberapa jam kemudian, tepatnya pukul 03.00 WIB, 1 Desember, FN kembali mengalami kontraksi hebat.
“Jam 3an. Dikabarin lagi. Kalau si korban kembali kontraksi. Tapi ibunya bilang beda. “Kayaknya sudah mau lahiran”. Ya sudah kita datang ke Pondok Aren. Kita jemput, kita antar ke rumah sakit terdekat. Dia (FN) sudah lemes,” ucap Pratiwi.
Setibanya di RS Kartini, Cipulir, Kebayoran Lama, korban langsung dilakukan pengecekan medis. Namun ternyata FN justru akan mendapat tindakan dan diminta mengindap di rumah sakit untuk persiapan melahirkan.
BACA JUGA:
“Ternyata sampai rumah sakit di cek sudah bukaan 6. Tadi jam 7 pagi. Alhamdulillah (bayi) normal. Tadi sempat diagnose. Bayinya kecil, korban darahnya rendah dan sempat mau dirujuk rumah sakit besar. Tali ari-ari Alhamdulillah normal,” ungkapnya.
Menurut Pratiwi, saat ini kondisi FN dan bayinya dalam keadaan sehat. Mereka masih dilakukan pertawan di RS Kartini, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
“Beratnya 2,5 kilogram. Panjang 48 cm. Bayinya laki-laki,” tutupnya.
Sementara itu, pantauan di lokasi tidak terlihat petugas P2TP2A yang seharusnya mendapampingi korban. Hanya nampak tim Pratiwi Noviyanthi dan ibunda korban.