JAKARTA - Badan Perserikatan Bangsa Bangsa menyebut rumah sakit di Jalur Gaza telah menjadi perangkap kematian, sementara otoritas setempat menyebut kurangnya pasokan mengancam bertambahnya rumah sakit yang tidak berfungsi di wilayah kantong Palestina itu.
Badan Bantuan dan Pekerjaan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mengatakan pada Hari Rabu, "rumah sakit di Gaza telah menjadi perangkap kematian."
Dalam unggahan di X dijelaskan, keluarga-keluarga di "Gaza terpecah belah, anak-anak mati kedinginan, kelaparan memperpendek umur," dikutip dari WAFA 8 Januari, seraya kembali menyerukan gencatan senjata segera di Jalur Gaza.
Pernyataan UNRWA muncul setelah pengeboman yang sedang berlangsung dan penargetan langsung rumah sakit, saat tiga rumah sakit umum di Jalur Gaza utara, Kamal Adwan, Beit Hanoun dan Rumah Sakit Indonesia telah berhenti beroperasi karena meningkatnya agresi pendudukan.
Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan, saat ini hanya 14 dari 36 rumah sakit di gaza yang beroperasi sebagian, serta mengalami kekurangan pasokan yang parah.
Kementerian kesehatan mengumumkan pada Hari Rabu, stok bahan bakar telah habis di fasilitas kesehatan, memperingatkan dalam hitungan jam generator rumah sakit akan berhenti bekerja sepenuhnya, mendesak organisasi internasional untuk segera mengambil tindakan, dikutip dari The New Arab.
BACA JUGA:
Kementerian tersebut menambahkan, kekurangan bahan bakar "secara langsung membahayakan" nyawa pasien, khususnya di Rumah Sakit Al-Aqsa, Rumah Sakit Eropa Gaza dan Kompleks Medis Nasser.
Terpisah, sumber-sumber medis di Gaza mengatakan, jumlah korban tewas Palestina di Gaza sejak konflik terbaru pecah pada 7 Oktober 2023 telah mencapai 45.936 jiwa, sementara korban luka-luka mencapai 109.274 orang, mayoritas perempuan dan anak-anak.