Bagikan:

JAKARTA - Otoritas Korea Selatan secara resmi mengonfirmasi, ada tabrakan dengan burung dalam kecelakaan pesawat Jeju Air.

Pesawat Boeing 737-800 milik maskapai penerbangan Jeju Air dengan nomor penerbangan 7C2216 dan registrasi HL8088 dari Bandara Internasional Suvarnabhumi, Thailand mengalami kecelakaan maut saat mendarat di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan pada 29 Desember.

Pesawat yang mengangkut 175 penumpang dan enam awak dalam penerbangan itu berubah menjadi bola api setelah melakukan pendaratan darurat dan menghantam struktur beton. Hanya dua awak pesawat yang selamat dari peristiwa itu.

Menurut Badan Investigasi Kecelakaan Penerbangan dan Kereta Api, bulu ditemukan di salah satu mesin pesawat. Namun, apakah kedua mesin rusak selama kecelakaan masih dalam penyelidikan.

"Satu mesin jelas menunjukkan bukti tabrakan burung. Namun, kami perlu menyelidiki lebih lanjut untuk menentukan apakah kedua mesin terpengaruh atau apakah mesin lainnya mengalami kerusakan yang tidak terlalu parah," jelas Lee Seung-yeol, kepala badan investigasi kecelakaan, melansir The Korea Times 8 Januari.

"Bahkan jika tabrakan burung parah, itu tidak langsung menyebabkan mesin mati," tambahkan.

Sebagai bukti tabrakan burung, Lee mengatakan, "Selama proses pembuangan tanah dari mesin, kami menemukan beberapa helai bulu."

Ia mengatakan, penyelidikan akan memeriksa bagian dalam mesin untuk mengidentifikasi spesies burung dan menentukan bagaimana burung tersebut masuk ke dalam mesin.

Sementara itu, penyelidikan atas kecelakaan tersebut diperkirakan akan memakan waktu yang cukup lama.

Pada 7 Januari, badan investigasi telah mulai bekerja sama dengan Badan Keselamatan Transportasi Nasional AS (NTSB) untuk mengambil data dari perekam data penerbangan (FDR).

Pada Hari Senin, dua penyelidik dari Korea Selata akan berangkat ke Amerika Serikat dengan membawa perekam data penerbangan untuk dianalisis oleh NTSB.

Perekam data penerbangan, bersama dengan perekam suara kokpit, adalah dua kotak hitam yang berisi informasi penting tentang kecelakaan itu.

Sebelumnya, para penyelidik pada Hari Sabtu mengumpulkan transkrip lengkap dari perekam suara kokpit yang ditemukan dari reruntuhan Jeju Air. Belum jelas apakah mereka akan mengungkapkan transkrip tersebut.