JAKARTA - Kementerian Pertahanan Rusia dalam laporannya Hari Selasa mengklaim, Ukraina kehilangan sekitar 49.830 tentaranya sejak bentrokan pecah di Kursk.
"Secara total, selama operasi militer di arah Kursk, musuh kehilangan hingga 49.830 prajurit, 293 tank, 217 kendaraan tempur infanteri, 159 pengangkut personel lapis baja, 1.511 kendaraan tempur lapis baja, 1.426 kendaraan, 344 artileri, 44 peluncur sistem roket peluncur ganda, termasuk 13 HIMARS dan 6 MLRS, 16 peluncur sistem rudal antipesawat, 8 kendaraan pengangkut dan pemuat, 89 stasiun peperangan elektronik, 13 radar antibaterai, dan 4 radar pertahanan udara," kata kementerian tersebut, dikutip dari TASS 8 Januari.
Ukraina melancarkan serangan massal ke wilayah Kursk pada Bulan Agustus dan telah merebut sebagian wilayah, meskipun militer Rusia mengatakan telah merebut kembali sebagian besar wilayah tersebut, seperti melansir Reuters.
Pada Hari Senin, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengklaim sekitar 15.000 tentara Rusia tewas, dari sekitar kerugian 38.000 tentara, sejak serangan di Kursk.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, pihaknya berhasil mengalahkan formasi Ukraina di dekat Kazachya Loknya, Kubatkin, Lebedevka, Nikolskoye, Sudzha,dan Cherkasskoye Porechnoye, kementerian melaporkan.
"Selama operasi ofensif, unit-unit kelompok tempur Utara menimbulkan kerugian pada formasi satu brigade mekanik berat, tiga brigade mekanik, dua brigade serangan udara, satu brigade marinir, dan dua brigade pertahanan teritorial Angkatan Bersenjata Ukraina di wilayah pemukiman Kazachya Loknya, Kubatkin, Lebedevka, Nikolsky, Sudzha, dan Cherkasskoye Porechnoye," kata kementerian tersebut.
Selain itu, serangan operasional-taktis, penerbangan, dan artileri menghantam personel dan peralatan musuh di wilayah Zazulevka, Zamostye, Kamyshovka, Mirny, Russkoye Porechnoye, Sverdlikovo dan Basovka di wilayah Sumy.
BACA JUGA:
Diketahui, Presiden Rusia Vladimir Putin mengirimkan salah satu jenderal tepercayanya untuk mengatur pertahanan serta serangan balik terhadap Ukraina di Kursk, Jenderal Yunus-bek Yevkurov, seperti dikutip dari The Telegraph.
Jenderal Yunus-Bek Yevkurov, yang dipromosikan pada Desember 2024 oleh Presiden Putin dan dipercaya untuk menjalankan pertahanan perbatasan Rusia dan proyek tentara bayaran Afrika, tiba di Kursk kurang dari beberapa jam setelah tank-tank Ukraina mulai bergemuruh menuju posisi Rusia.