JAKARTA - Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov mengatakan, kesiapan Rusia untuk melakukan pembicaraan damai dengan Ukraina tidak diragukan lagi, namun hal ini dirusak oleh tindakan sembrono Kyiv di Wilayah Kursk.
Itu dikatakan Menlu Lavrov dalam konferensi pers setelah melakukan pembicaraan dengan timpalannya Menteri Luar Negeri Senegal Yassine Fall.
"Kami selalu ingat Presiden (Vladimir) Putin membuat proposal perdamaian terbaru pada bulan Juni, setelah semua inisiatif dan kesepakatan sebelumnya dihancurkan dan disabotase oleh rezim Kyiv dan para pendukung Barat," katanya melansir TASS 30 Agustus.
"Kesiapan kami untuk melakukan pembicaraan tidak diragukan lagi, meskipun, tentu saja, setelah tindakan sembrono di Wilayah Kursk, diskusi mengenai hal ini tidak lagi relevan," sambungnya.
Ukraina melancarkan serangan ke wilayah Kursk Rusia pada 6 Agustus, saat ribuan prajurit yang didukung tank dan kendaraan lapis baja melintasi wilayah perbatasan kedua negara.
Peringatan serangan rudal telah dikeluarkan berulang kali di wilayah tersebut sejak saat itu, dan pemerintah mengumumkan keadaan darurat tingkat federal di sana.
Sejumlah pejabat Moskow mengatakan, serangan tersebut berdampak pada rencana perundingan dengan Ukraina. Terbaru, juru bicara Kremlin pada Hari Senin memastikan Rusia akan memberikan respons terhadap serangan Ukraina ke wilayah Kursk, menilai ide pembicaraan gencatan senjata sudah tidak relevan lagi.
"Tindakan bermusuhan seperti itu tidak bisa dibiarkan tanpa tanggapan yang tepat," kata Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan, melansir Reuters.
"Pasti akan ada tanggapan," tandasnya.
Presiden Putin telah mengatakan Ukraina akan menerima "tanggapan yang layak", tetapi belum menjelaskan kepada publik apa tanggapan itu.
BACA JUGA:
Dalam kesempatan yang sama, Peskov menepis laporan media telah terjadi semacam negosiasi gencatan senjata antara Moskow dan Kyiv.
"Tidak ada negosiasi," tegas Peskov.
"Ada banyak laporan tentang berbagai kontak di media dan tidak semuanya benar," tandasnya.
"Topik negosiasi saat ini telah kehilangan relevansinya," kata Peskov menekankan.
Pekan lalu, Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev mengatakan, Moskow tidak akan mengadakan perundingan hingga Ukraina dikalahkan, setelah serangan terhadap Kursk.