JAKARTA - Kebijakan transformatif dalam pengelolaan air bersih memiliki dampak signifikan bagi dunia pesantren. Sayangnya, selama ini, pengelolaan sumber daya air di pesantren belum mendapatkan perhatian serius dari berbagai pihak terkait, menyebabkan krisis air yang merugikan banyak pesantren.
Menurut data P3M tahun 2023, banyak pesantren mengalami krisis air bersih, menghambat proses belajar-mengajar bahkan memaksa beberapa santri untuk pulang. KH Sarmidi Husna, Direktur Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M), mengungkapkan pentingnya kebijakan yang dapat mengatasi krisis air ini dalam Halaqah Mengatasi Krisis Air Bersih di Pesantren.
Sedekah Air
Pentingnya pengelolaan air dalam perspektif Islam juga ditekankan oleh Sarmidi. "Pengelolaan air adalah bagian integral dalam Islam. Bahkan, sedekah menjadi ibadah utama, terutama saat kekeringan. Krisis air bukan hanya masalah masyarakat umum, tapi juga pesantren," ungkapnya.
Sarmidi mencatat bahwa ratusan pesantren, seperti Pesantren Al-Hadi Lasem, Ponpes Al-Ibrohimy Sukorejo, Ponpes Annuriyah, Ponpes Annur, dan Ponpes Azzahidin, mengalami krisis air bersih pada tahun 2023. Bahkan pesantren di luar Jawa, seperti di Kalimantan Selatan, juga terkena dampak kekeringan.
Dr. Ahmad Syafiúddin dari Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA) menyoroti kebutuhan akan air bersih, terutama di lembaga pendidikan seperti pesantren. UNUSA telah meluncurkan program Pesantren Bersih dan Mandiri (Bersemi) untuk meningkatkan kesadaran dan ketersediaan air bersih di pesantren.
BACA JUGA:
World Water Forum memproyeksikan krisis air di Indonesia mulai terasa pada 2025, dengan ancaman kehilangan sumber air bersih pada 2040. Untuk mengatasi hal ini, P3M dan UNUSA bersinergi dalam Halaqah Mengatasi Krisis Air Bersih di Pesantren, melakukan riset dan merumuskan strategi dengan pendekatan inovatif dan berkelanjutan.
Pesantren, sebagai model terkecil dari negara, memainkan peran krusial dalam tantangan krisis air. Inisiatif Center for Environmental Health of Pesantren (CEHP), yang didirikan pada 2023, menjadi langkah signifikan dalam mengatasi permasalahan ini.
Halaqah tentang air bersih ini, yang diselenggarakan pada Senin, 27 November di Jakarta, merupakan kolaborasi antara P3M dan UNUSA untuk merumuskan strategi penanganan krisis air bersih di pesantren. Acara dihadiri oleh Rektor UNUSA Prof. Ahmad Yazidi, serta perwakilan dari Baznas dan Kementerian Agama.