JAKARTA - Presiden Peru menolak pengaduan resmi terhadap dirinya yang diajukan pada Hari Senin oleh Jaksa Agung, menganggapnya sebagai hal yang "tercela" dalam pernyataan singkatnya di depan umum, tuduhan terbaru atas kerusuhan sosial yang mematikan setahun yang lalu.
Dina Boluarte menduduki kursi Presiden Peru Desember lalu, usai penggulingan kontroversial dan pemenjaraan pendahulunya, Pedro Castillo, menggambarkan keluhan konstitusional yang dikeluarkan oleh Jaksa Agung Patricia Benavides sebagai hal yang "menimbulkan keheranan".
"Kami menyampaikan kecaman atas manuver politik tercela yang secara tidak pantas, menggunakan ingatan para patriot yang telah meninggal untuk mengalihkan perhatian dari pengaduan yang sangat serius terhadap jaksa itu sendiri," kata Presiden Boluarte, mengacu pada tuduhan korupsi yang dilontarkan terhadap Jaksa Agung Benavides, melansir Reuters 28 November.
Penggulingan mantan Presiden Castillo menjerumuskan negara Andean ke dalam protes yang penuh kemarahan, terkadang disertai kekerasan selama berminggu-minggu yang merenggut sedikitnya 40 korban jiwa sementara ratusan lainnya menderita luka-luka.
Presiden Boluarte sebelumnya menjabat sebagai wakil dari Castillo, yang diturunkan setelah secara tidak sah berupaya membubarkan Kongres menjelang pemungutan suara, yang direncanakan oleh anggota parlemen untuk memecatnya.
Sebelumnya pada Hari Senin, Jaksa Agung Benavides mengumumkan pengaduan tersebut setelah penyelidikan selama hampir setahun dalam pidatonya di televisi.
Dia juga menolak penyelidikan terhadap dirinya, yang menurutnya bertujuan untuk "menggoyahkan independensi negara-negara" dalam kondisi politik yang bergejolak di negara Amerika Selatan tersebut.
Kantor Kejaksaan Agung pertama kali mengumumkan pada Bulan Januari, pihaknya meluncurkan penyelidikan terhadap Boluarte dan anggota kabinetnya atas tuduhan “genosida, pembunuhan berkualifikasi dan cedera serius.”
Jika Kongres menerima pengaduan Jaksa Agung, hal ini dapat menyebabkan Presiden Boluarte dicopot dari jabatannya.
"Kematian warga Peru mana pun tidak boleh dibiarkan, begitu pula penyalahgunaan kekuasaan," ujar Jaksa Agung Benavides, yang pengaduannya menyebutkan enam korban spesifik.
BACA JUGA:
Kendati demikian, beberapa jaksa antikorupsi di lingkungan Kejaksaan Agung juga menyerukan pengunduran diri Benavides pada Hari Senin.
Sementara itu, persetujuan terhadap Presiden Boluarte turun ke level terendah hingga saat ini dalam jajak pendapat yang dipublikasikan akhir pekan lalu, yaitu hanya sebesar 8 persen, sementara ketidaksetujuannya mencapai 85 persen, menurut survei IEP.