JAKARTA - Sekretaris Jenderal PBB menyoroti kondisi yang dialami oleh Palestina terkait krisis di Gaza, setelah sebelumnya menegaskan kembali seruan gencatan senjata penuh atas konflik bersenjata Hamas dengan Israel di wilayah kantong tersebut.
Dalam sebuah pernyataan menjelang Hari Solidaritas Internasional untuk Rakyat Palestina, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan, Palestina sedang mengalami "salah satu babak paling kelam" dalam sejarah mereka, melansir The Times of Israel 28 November.
Hari Solidaritas Internasional untuk Rakyat Palestina diperingati setiap tanggal 29 November. Peringatan dimaksud terkait Resolusi 181 PBB mengenai solusi dua negara untuk konflik Palestina-Israel.
Sebelumnya, Sekjen Guterres kembali mengecam serangan Hamas ke wilayah selatan Israel pada 7 Oktober, namun juga mengatakan tidak bisa membenarkan hukuman kolektif terhadap rakyat Palestina.
Kemarin, Sekjen PBB kembali menyerukan gencatan senjata penuh antara kelompok militan Hamas dan Israel dalam konflik di Gaza.
"Dialog yang mengarah pada perjanjian tersebut harus dilanjutkan, sehingga menghasilkan gencatan senjata kemanusiaan penuh, demi kepentingan rakyat Gaza, Israel dan wilayah yang lebih luas," kata juru bicara Sekjen PBB Stephane Dujarric dalam sebuah pernyataan, melansir The National News.
Dia memperingatkan "bencana kemanusiaan di Gaza semakin buruk dari hari ke hari", sementara peningkatan pengiriman bantuan kemanusiaan ke wilayah kantong utara selama empat hari terakhir "hampir tidak memenuhi kebutuhan besar 1,7 juta pengungsi".
Sekjen PBB juga mendesak pembebasan seluruh sandera yang masih ditahan, serta agar komunitas internasional menggunakan pengaruhnya untuk mengakhiri konflik Israel-Palestina, menuju depan yang berkelanjutan bagi kawasan, yakni solusi dua negara.
BACA JUGA:
Israel dan Hamas pada Hari Senin sepakat untuk melanjutkan gencatan senjata selama dua hari, diikuti dengan pembebasan sandera dan tahanan di kedua belah pihak, setelah kesepakatan empat hari jeda pertempuran yang dicapai pekan lalu.
Sejak kesepakatan mulai dilaksanakan pada Hari Jumat, Hamas telah membebaskan 69 sandera. Sedangkan dengan pembebasan yang segera dilakukan, nantinya jumlah tahanan yang dilepaskan akan menjadi 150 orang.