JAKARTA - Kepala badan bantuan Palestina PBB (UNRWA) Philippe Lazzarini menegaskan kembali, satu-satunya alternatif bagi badan tersebut adalah Israel mengizinkan layanan di wilayahnya, mengulangi seruan bagi negara-negara untuk menolak larangan Israel.
Itu dikatakannya pada Hari Senin saat berada di Jenewa untuk menghadiri pertemuan strategi dengan para donor, setelah Israel melarang badan tersebut beroperasi di wilayahnya bulan lalu dalam apa yang disebutnya sebagai momen tergelap dalam sejarah UNRWA selama 75 tahun.
"Saya terus ditanya ya atau tidak (apakah ada) rencana B? Tidak ada rencana B," kata Lazzarini kepada wartawan di sela-sela pertemuan tersebut, melansir Reuters 19 November.
"Jika tidak ada tanggapan PBB atau komunitas internasional, tanggung jawab akan kembali kepada kekuatan pendudukan, yaitu Israel," tegasnya.
Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB menyediakan bantuan dan tempat berlindung bagi banyak warga Gaza yang kehilangan tempat tinggal akibat perang selama 13 bulan.
Israel telah berulang kali menuduh UNRWA terlibat dalam serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober 2023 terhadap Israel yang memicu konflik terbaru di Gaza.
Perhitungan Israel menyebutkan, serangan itu menewaskan 1.200 orang dan lebih dari 250 lainnya disandera, memicu serangan balasan hingga operasi darat oleh Israel.
Di sisi lain, otoritas kesehatan Gaza mengonfirmasi, korban tewas Palestina telah mencapai 43.922 orang, sementara korban luka-luka mencapai 103.898, mayoritas adalah perempuan dan anak-anak, lapor WAFA.
Investigasi PBB menemukan, sembilan staf UNRWA mungkin terlibat dan memecat mereka. Krisis tersebut menyebabkan beberapa donor menghentikan sementara pendanaan meskipun sebagian besar telah dipulihkan, dengan pengecualian donor utama Washington.
Lazzarini mengatakan, ia meminta negara-negara di pertemuan Jenewa untuk mencoba menghentikan RUU parlemen Israel, yang akan mulai berlaku pada akhir Januari.
"Kami akan beroperasi sampai hari kami tidak dapat beroperasi lagi, dan sementara itu, kami akan menghabiskan semua kemungkinan jalur diplomatik," katanya.
BACA JUGA:
Dampak larangan Israel sudah dirasakan oleh badan tersebut, kata Lazzarini.
Ia mengutip insiden di mana seorang karyawan perempuan UNRWA diinterogasi dan diborgol ke sebuah pos oleh pasukan Israel minggu lalu di Tepi Barat yang diduduki, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Terpisah, militer Israel mengatakan mereka membutuhkan informasi lebih lanjut, termasuk tanggal dan lokasi dugaan insiden tersebut, sebelum menanggapi tuduhan Lazzarini.