Bagikan:

JAKARTA - Buronan kasus penipuan modus bisnis sewa mobil, Christoper Steffanus Budianto alias Steven, diketahui sempat berpindah-pindah negara selama pelariannya. Dari pemeriksaan awal, alasan tersangka melakukannya untuk mencari pekerjaan.

"Kalo yang bersangkutan bilang, sementara ya hasil interview, yang bersangkutan mau bekerja atau bisnis di negara negera tersebut," ujar Kasubdit Ranmor Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kompol Yuliansyah kepada wartawan, Rabu, 22 November.

Kepada penyidik Christoper berdalih uang yang didapat dari pekerjaan atau bisnis itu akan dikumpulkan. Kemudian, diperuntukan sebagai pembayaran ganti rugi para korban.

"Jadi yang bersangkutan mencoba mencari satu perkejaan yang bisa mengumpulkan sejumlah dana untuk dikembalikan kepada korban yang ada di Jakarta," sebutnya.

Perkejaan atau bisnis yang dimaksud masih seputar penyewaan kendaraan. Hanya saja, perihal alasan itu masih akan didalami kebenarannya.

"Yang bersangkutan melaksanakan bisnis di sana ya masih berkaitan dengan kegitan sewa kendaraan," kata Yuliansyah.

Christoper Steffanus Budianto alias Steven diketahui kerap berpindah-pindah negara selama pelariannya. Hampir seluruh negera di ASEAN sempat dijadikan tempat bersembunyi.

Pelarian Christoper dimulai pada Mei 2022. Singapura menjadi negara pertama yang didatanginya.

Kemudian, berdasarkan data perlintasan yang diterima, Christoper diketahui sempat bolak-balik Singapura-Thailand. Namun, tak dijelaskan berapa kali tersangka berpindah-pindah.

Hanya disampaikan, ada beberapa negara yang juga sempat dijadikan tempat persembunyiannya.

"Dari Singapur, tersangka sering bolak-balik antara Bangkok, pernah juga ke Hongkong, pernah juga ke Vietnam. Itu yang akan kita dalami," sebutnya.

Dari negara yang telah disambangi, dikatakan, bila tersangka paling lama bersembunyi di negara Thailand.

"Di Bangkok sendiri kalo kami dapat keterangan dari Imigrasi itu sekitar 3 bulan," kata Yuliansyah.