Cerita Warga Soal Sarang Ular di Rumah Kosong Matraman: Keluarnya Jelang Malam Hari, Cari Tikus untuk Dimangsa
Rumah kosong di Utan Kayu Selatan, Kecamatan Matraman, Jakarta Timur/ Foto: IST

Bagikan:

JAKARTA - Sebuah rumah dengan bangunan rusak dan rusam di gang Mancung, RT 12/12, Kelurahan Utan Kayu Selatan, Kecamatan Matraman, Jakarta Timur, menjadi perhatian warga sekitar. Selama 15 tahun, rumah itu ditinggal pemiliknya dalam keadaan kosong. Bahkan sekarang, rumah itu menjadi sarang ular.

Rini Wijiastuti (48), warga RT 12/12 Kelurahan Utan Kayu Selatan menceritakan, sekelumit kisah adanya belasan ular yang mendiami rumah kosong tersebut. Katanya, warga sudah mengevakuasi 13 ekor ular jenis sanca dari rumah kosong itu.

Rini yang rumahnya hanya berjarak 3 petak dari lokasi penemuan ular mengaku merasa terganggu. Menurut Rini, sebelumnya rumah kosong itu ditempati oleh pemiliknya pada 15 tahun silam. Namun setelah pemilik rumah jatuh sakit, rumah itu mulai ditinggal dalam kondisi kosong.

"Itu tempat tidak dirawat, tidak diurusi. Ditengok juga tidak. Tapi saya kurang tahu, tiba-tiba ada berita penemuan ular. Saya tahunya pas ke sini-sini, belum ada sebulan lalu. Tapi jangka waktunya ular itu keluar cepat sekali. Tapi posisinya (ular keluar) malam hari setelah habis Maghrib (ular) keluar," kata Rini kepada wartawan, Jumat, 15 September.

Dikatakan Rini, pertama kali ular keluar pada malam hari kemerdekaan RI, yakni 17 Agustus. Seekor ular

secara misterius tiba - tiba keluar dari tempat persemayaman di rumah kosong itu. Namun, menurutnya, keluarnya seekor ular hanya di sekitar dalam sampai teras rumah saja.

"Kalau malam hari itu jam 00.30 WIB. Saya pernah ngeliat itu baru nampakin ularnya ada di jalanan dan posisinya lagi makan tikus," ujarnya.

Keluarnya seekor ular dari dalam rumah kosong itu berhasil diketahui oleh warga. Ular pun ditangkap sebelum masuk ke tempat persembunyiannya.

Hingga kini, petugas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) masih melakukan penyisiran ular di rumah tersebut. Namun petugas mengalami kendala karena pemilik rumah membatasi gerak petugas.

"Pemilik rumah kurang kooperatif. Plafon dan septic tank rumah enggak boleh dibongkar," kata Dani kepada wartawan, Kamis, 14 September.